Bisnis.com, YOGYAKARTA – Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DI Yogyakarta memaparkan sejumlah capaian kinerja pemerintah provinsi hingga Kabupaten selama Kuartal I/2021 pada Selasa (18/5/2021).
Benny Suharsono, Kepala Bappeda DI Yogyakarta, memaparkan bahwa di tingkat provinsi, antara realisasi kegiatan fisik dan keuangan tidak terpaut jauh. Realisasi kegiatan fisik yang ditargetkan sebesar 17,42 persen berhasil terealisasi hingga 16,91 persen pada kuartal I/2021.
Sementara itu, kinerja keuangan yang ditargetkan mencapai 16,19 persen hanya mampu direalisasikan 10,72 persen. Deviasi di atas lima persen tersebut, menurut Benny, disebabkan oleh berbagai faktor.
“Karena dipengaruhi proses refocusing [anggaran] satu, kemudian juga ada konfigurasi belanja penyedia gaji, kemudian ada transfer dari pusat yang menyesuaikan dan masih menunggu Juknis dan Juklaknya yang belum turun,” jelas Benny dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Pembangunan Daerah DI Yogyakarta Kuartal I/2021.
Di Tingkat kabupaten, Bappeda DI Yogyakarta mencatat realisasi kegiatan fisik dan keuangan di Kabupaten Bantul masih rendah. Dari target kinerja fisik sebesar 30 persen di Kuartal I/2021, realisasinya masih berada di angka 17 persen.
Sementara itu, kinerja keuangan yang ditargetkan mampu mencapai 27,53 persen hanya mampu terealisasi 8,11 persen.
Baca Juga
Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengatakan bahwa kinerja perekonomian daerah yang berhasil tumbuh di angka positif mestinya bisa menjadi motivasi bagi Pemerintah Daerah.
“Perekonomian DIY Triwulan I mengalami pertumbuhan sebesar 6,14 persen. Apabila dibanding Triwulan I 2020 yang mengalami kontraksi sebesar 0,31 persen, kondisi tersebut patut disyukuri dan diharapkan dapat menjadi motivasi bagi pemerintah daerah dan segenap masyarakat DIY,” jelas Ngarsa Dalem.
Terkait penurunan serapan pekerja di sektor akomodasi dan makan minum, Gubernur berpesan agar dinas terkait dapat segera mengambil langkah. Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DI Yogyakarta, serapan pekerja di sektor tersebut mengalami penurunan 2,03 persen secara year-on-year.
“Hal ini menunjukkan bahwa lapangan usaha akomodasi dan makan minum yang terkait dengan dunia pariwisata masih terpuruk akibat pandemi Covid-19. Diharapkan Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UMKM, serta dinas-dinas terkait dapat merespons dengan baik,” pungkasnya.