Bisnis.com, SOLO - Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Solo menyebut ada tambahan kasus 9 orang dari klaster bukber di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari pada Senin (24/5/2021).
Total warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari lingkungan itu mencapai 51 orang. Mereka tersebar di RT003, RT005, dan RT006/RW007.
Sekretaris Kelurahan Sumber, Winarno, mengatakan, tambahan seorang dari RT003 merupakan tracing lanjutan.
Tambahan 9 kasus terbaru dijemput dan diantar ke Asrama Haji Donohudan pada Senin (24/5/2021) sore.
“Saat ini yang sudah sembuh ada 22 orang, 21 warga dipulangkan dari Donohudan dan seorang lainnya isolasi mandiri di rumah setelah dinyatakan negatif uji swab dari rumah sakit (RS). Sehingga, totalnya 25 orang asimtomatik dan 3 sisanya dirawat di rumah sakit,” jelasnya, kepada wartawan, Senin (24/5/2021).
Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo Ahyani mengatakan, banyaknya kasus di lingkungan itu lantaran pihaknya tak mengendurkan tracing. Semakin banyak temuan diharapkan dapat menekan persebaran berkat deteksi dini.
Baca Juga
“Kalau kami enggak tracing, ya enggak akan ada penambahan. Kalau sudah ketemu (kasus) mereka bisa langsung isolasi jadi enggak melebar kemana-mana,” ucapnya.
Temuan 51 warga yang positif Covid-19 dari klaster bukber di Sumber Solo itu merupakan hasil tracing lapis kelima.
Pihaknya masih akan melanjutkan tracing mengingat tambahan kasus baru sudah pernah berkontak dengan warga lainnya. Mereka yang menjalani isolasi mandiri di rumah selama karantina wilayah berlangsung bakal ditambah durasinya.
Satgas siap menyuplai kebutuhan pokok maupun surat izin yang diperlukan apabila warga itu adalah karyawan.
Sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, mengakui dirinya kecolongan.
“Saya mohon maaf kemarin kecolongan yang di Sumber. Semoga tidak terulang lagi saya mohon ke warga ditahan dulu halalbihalal dan silaturahmi kita belajar dari Sumber itu (dugaan penyebab buka puasa bersama),” kata dia, kepada wartawan, Selasa (18/5/2021).
Gibran meminta masyarakat mewaspadai munculnya klaster keluarga maupun antar tetangga. Keduanya muncul karena mengabaikan protokol kesehatan.