Bisnis.com, SEMARANG — Rencana revitalisasi Rowo Jombor untuk mengembalikan fungsi dasarnya, yaitu sebagai irigasi penopang pasokan air lahan pertanian kian mendesak untuk direalisasikan.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pengerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Klaten Harjaka menyebut bahwa Rawa Jombor memiliki luas 198 hektare.
“Di sini [Rowo Jombor] sangat tampak sekali penurunan fungsi bangunan dari waduk seperti yang dulu sebagai fungsi irigasi dan pengendali banjir namun kini sudah bergeser ke kepentingan yang lain,” jelas Harjaka melalui siaran pers, Senin (14/5/2021).
Berbagai kegiatan masyarakat juga memperparah kondisi tersebut. Harjaka menyampaikan bahwa aktivitas usaha seperti peternakan ikan keramba, warung apung, dan wisata semakin memperparah sedimentasi di waduk tersebut.
Faktor lain yang juga berpengaruh signifikan pada proses sedimentasi adalah mulai membusuknya tanaman eceng gondok.
“Tentunya juga pencemaran sampah dari air yang masuk ke Rowo [Jombor] juga berdampak sedimen dan sampah yang luar biasa sehingga akan memengaruhi volume tampungan waduk. Hal ini yang perlu dipahami masyarakat akan pentingnya revitalisasi,” tambahnya.
Rencananya, proyek revitalisasi Rowo Jombor bakal menghabiskan anggaran hingga Rp50 miliar. Pengerjaan proyek akan dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).