Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perajin di Seputaran Borobudur Bercerita Kondisi Bisnis Terkini

Produk kerajinan yang dihasilkan antara lain miniatur Candi Borobudur, baik berupa candi, stupa, papan relief maupun patung Buddha.
Sejumlah pengunjung menyaksikan produk kerajinan berbahan tembaga di salah satu gerai di arena Festival Joglosemar di kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jateng, Kamis (20/5/2021). Festival Joglosemar yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian, Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta memamerkan berbagai hasil kerajinan unggulan Usaha Mikro Kecil dan Menengah/Industri Kecil dan Menengah (UMKM/IKM) di wilayah Jateng dan DIY./Antara-Anis Efizudin.
Sejumlah pengunjung menyaksikan produk kerajinan berbahan tembaga di salah satu gerai di arena Festival Joglosemar di kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jateng, Kamis (20/5/2021). Festival Joglosemar yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian, Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta memamerkan berbagai hasil kerajinan unggulan Usaha Mikro Kecil dan Menengah/Industri Kecil dan Menengah (UMKM/IKM) di wilayah Jateng dan DIY./Antara-Anis Efizudin.

Bisnis.com, MAGELANG - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) produk kerajinan di kawasan Borobudur, Jawa Tengah, mengalami sepi permintaan karena dampak pandemi Covid-19.

Pelaku UMKM produk kerajinan di Dusun Jowahan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Nuryanto di Magelang, Rabu (23/6/2021), mengatakan semenjak pandemi tidak ada lagi permintaan produk dari luar kota maupun luar negeri.

"Permintaan produk kerajinan penurunannya luar biasa, karena semua tutup. Kami tidak lagi kirim produk ke Singapura, Malaysia,maupun ke sejumlah kota di dalam negeri seperti Bali dan Yogyakarta selama pandemi," katanya.

Pemilik Lidya Art ini menyebutkan sebelum pandemi hampir setiap tiga hari sekali mengirim produk ke Bali maupun Yogyakarta, tetapi sekarang benar-benar tidak ada permintaan.

Ia menyampaikan karena sepinya permintaan produk tersebut pihaknya juga mengurangi karyawan, dari sebelumnya 40 orang kini tinggal sekitar 15 orang.

Nuryanto menuturkan untuk bertahan di tengah pandemi ini pihaknya memproduksi wastafel (tempat cuci tangan), handsanitizer, dan membuat masker lukis untuk memenuhi kebutuhan lokal.

Selama ini Nuryanto dikenal sebagai perajin khusus dari bahan baku limbah. Tidak hanya limbah furniture dan kaleng bekas, tetapi juga olahan batu kali dijadikan produk kerajinan.

Produk kerajinan yang dihasilkan antara lain miniatur Candi Borobudur, baik berupa candi, stupa, papan relief maupun patung Buddha.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper