Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakar Geodesi Sebut Semarang-Pekalongan Bakal Tenggelam Lebih Cepat Dibanding Jakarta

Pakar geodesi ITB, Heri Andreas, memprediksi penurunan tanah di kawasan pesisir membuat tiga wilayah Jateng di Kawasan pantura, yaitu Semarang, Demak, dan Pekalongan bakal tenggelam lebih dulu dibanding Jakarta.
Banjir rob di Kaligawe Semarang, Jawa Tengah, pada Rabu (23/5/2018)./Bisnis.com-Alif Nazzala Rizqi
Banjir rob di Kaligawe Semarang, Jawa Tengah, pada Rabu (23/5/2018)./Bisnis.com-Alif Nazzala Rizqi

Bisnis.com, SEMARANG - Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah (Jateng), Hadi Santoso, meminta lembaga eksekutif untuk mengkaji ulang rencana pembangunan proyek industri di kawasan pesisir pantura yang terancam tenggelam.

Upaya itu dilakukan sebagai salah satu cara mengantisipasi ancaman penurunan permukaan tanah di kawasan pesisir pantai utara (pantura).

Penurunan tanah menjadi masalah serius di kawasan pesisir Jawa Tengah. Bahkan, pakar geodesi ITB, Heri Andreas, memprediksi penurunan tanah di kawasan pesisir membuat tiga wilayah Jateng di Kawasan pantura, yaitu Semarang, Demak, dan Pekalongan bakal tenggelam lebih dulu dibanding Jakarta.

Hadi menilai prediksi pakar ITB itu sebagai sebuah peringatan bagi pemerintah di Jateng untuk segera berbenah, salah satunya mengkaji tata pola dan struktur ruang di kawasan pesisir.

“Tata pola dan struktur ruang, khususnya untuk mengurangi tekanan dan beban tanah di kawasan pesisir harus mulai dilakukan. Hentikan pembangunan pabrik dan perumahan di lokasi yang risiko landsubsidence tinggi,” ujar Hadi kepada Semarangpos.com, Kamis (5/7/2021).

Selain pembangunan pabrik, Hadi juga meminta pemerintah untuk lebih memanfaatkan sistem pemanfaatan air melalui jaringan pipa di kawasan industri yang banyak berdiri di kawasan pesisir pantura Jateng yang terancam tenggelam.

Menurutnya, pengambilan air tanah yang masif menjadi salah satu penyebab penurunan permukaan tanah atau land subsidence.

“Ini menjadi alarm bagi pemerintah agar melengkapi sistem pemanfaatan air di kawasan industri. Pantura harus nol pengambilan air tanah,” ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Hadi menambahkan, ada kemungkinan pabrik-pabrik yang berdiri di kawasan industri sudah mulai menggunakan jaringan pipa untuk memenuhi kebutuhan air.

SPAM Regional Petanglong

Namun, tidak menutup kemungkinan pelaku industri di luar Kawasan pantura Jateng, seperti pabrik maupun hotel yang masih mengeksploitasi air tanah, dengan menggunakan sumur dalam.

Hadi menyebut, masalah pengambilan air tanah sebenarnya sudah disiasati pemerintah dengan membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Petanglong di Desa Krompeng, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan.

SPAM Regional Petanglong itu mampu memenuhi akses air minum aman bagi penduduk di kawasan pesisir yang tersebar di Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, dan Kota Pekalongan.

SPAM Petanglong memanfaatkan air dari Bendungan Jambangan dan Bendungan Kaliboyo sehingga memberi tambahan pasokan air baku bagi penduduk di tiga kabupaten tersebut.

“Selain itu kita juga harus mulai merawat lingkungan dengan menggalakkan penanaman mangrove agar kembali terbentuk garis pantai dan menangkal sedimen transport. Penanaman mangrove bisa mengisi daratan dan menjadikan ekosistem estuary semaki hijau dan kaya akan unsur-unsur yang menopang keberlangsungan kehidupan makhluk,” beber Hadi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Sumber : Solopos.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper