Bisnis.com, SEMARANG – Summit Granite Tile bersama Baja 88 menyelenggarakan penanaman 500 pohon di Desa Jamalsari, Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, pada Jumat (22/10/2021).
Hari Pranoto, Manager Personalia Baja Group, menjelaskan bahwa penanaman pohon tersebut merupakan wujud partisipasi perusahaan dalam melestarikan lingkungan.
“Memang menjadi komitmen perusahaan kami untuk peduli terhadap lingkungan, salah satu visi kami adalah berpartisipasi membangun eco-green, lingkungan hidup, dan penghijauan untuk kehidupan yang lebih sehat,” jelas Hari dalam sambutannya.
Hari mengungkapkan bahwa ada beberapa jenis pohon yang ditanam di wilayah sekitar Waduk Jatibarang tersebut, antara lain pohon trembesi, mangga, dan rambutan. “Semoga ini bermanfaat dan kalau hari ini kita mengadakan acara penanaman pohon, siapa tahu ke depannya kita bisa gelar acara panen bersama,” ucapnya.
Sapto Adi Sugihartono, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, ikut hadir dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, Sapto menjelaskan bahwa kegiatan penanaman pohon dilakukan sesuai instruksi Wali Kota Semarang.
“Bapak Wali Kota punya program bahwa setiap Jumat itu jadi Jumat Berkah, diwujudkan dengan bagi-bagi makanan, nasi, pada kelompok masyarakat yang kurang mampu. Sesuai bidangnya DLH, itu berkaitan dengan menjaga dan memperbaiki kualitas lingkungan. Maka, DLH membuat inisiasi gerakan, harapannya bergulir terus dan bisa melibatkan semua kelompok masyarakat untuk menanam pohon,” jelas Sapto.
Sumarno, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Jamalsari, berterima kasih kepada DLH Kota Semarang, Summit Granite Tile, dan Baja 88 karena telah mendukung upaya pelestarian lingkungan di desanya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Koordinator Bidang Operasional Kantor Pengelola Waduk Jatibarang, Didik Yulianto.
Didik menjelaskan bahwa penanaman pohon di kawasan sekitar Waduk Jatibarang akan memberikan sejumlah manfaat baik secara langsung ataupun tidak langsung. Terlebih dengan peran Waduk Jatibarang sebagai salah satu penyedia air baku bagi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat).
“Kalau kita tidak peduli, limbah dan sampah dibuang ke sungai, PSN (Proyek Strategis Nasional) itu tidak ada gunanya. Jangan sampai seperti Kali Ciliwung, butuh 10 tahun untuk mensterilkan airnya,” jelas Didik.