Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Ancaman Gelombang Ketiga Covid-19, Ini Penjelasan Pakar Epidemiologi UGM

Pakar Epidemiologi UGM imbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
Seorang warga mengikuti tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) secara Drive Thru di Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (26/10/2021). /Antara Foto-Muhammad Iqbal/wsj.rn
Seorang warga mengikuti tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) secara Drive Thru di Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (26/10/2021). /Antara Foto-Muhammad Iqbal/wsj.rn

Menjalankan Prokes

Pentingnya menjalankan prokes

Riris mengatakan, gelombang ketiga Covid-19 juga berkaitan dengan tingkat kepatuhan masyarakat dalam mmenerapkan protokol kesehatan.

Selain itu, mobilitas sosial juga turut mempengaruhi hal ini.

Selanjutnya ia mengingatkan bahwa virus Covid-19 masih terus ada dan tidak sedikit orang yang tidak memiliki kekebalan karena tidak bisa mendapatkan vaksin Covid-19.

Sementara orang yang sudah mendapatkan vaksin pun kekebalannya dapat menurun seiring berjalannya waktu.

“Jadi, tidak hanya satu kali gelombang tiga lalu stop, tapi akan terjadi lagi selama virus masih ada dan bersirkulasi secara global,” kata Direktur Pusat Kajian Kedokteran Tropis UGM ini.

Terkait pemberian vaksin Covid-19, Riris menjelaskan bahwa beberapa negara dengan cakupan vaksinasi relatif tinggi seperti Israel, Inggris, Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa saat ini pun tengah berjuang kembali dengan Covid-19 dikarenakan varian Delta.

Riris menjelaskan bahwa varian Delta memiliki tingkat penularan lebih tinggi sehingga membutuhkan cakupan imunitas yang lebih tinggi dalam populasi.

Sebelum adanya varian Delta, untuk mendapatkan kekebalan kelompok maka sekitar 70 persen populasi harus sudah divaksin.

Namun, sejak adanya varian Delta, cakupan vaksinasi harus ditingkatkan menjadi 80 persen populasi. Kondisi tersebut dengan anggapan bahwa vaksin yang diberikan memiliki efektvitas 100 persen.

Vaksinasi di Indonesia untuk bisa mencapai 80 persen populasi berarti sekitar 230 juta penduduk harus divaksin. Dalam pelaksanaannya pun ada baiknya dilakukan dalam waktu kurang dari 6 bulan agar bisa terwujud kekebalan kelompok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper