Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warga Jatibarang Diminta Menggiatkan Pembersihan Waduk

Sinergi antara pengelola, Pemerintah Kota Semarang, serta masyarakat diperlukan untuk menjaga keamanan Waduk Jatibarang.
Ilustrasi: Waduk Jatibarang yang berlokasi di Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, Kota Semarang./BISNIS-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.
Ilustrasi: Waduk Jatibarang yang berlokasi di Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, Kota Semarang./BISNIS-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, SEMARANG – Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Waduk Jatibarang diminta berperan serta dalam menjaga kebersihan dan kelancaran aliran sungai, terlebih memasuki puncak musim hujan. Pesan tersebut disampaikan Didik Yulianto, Koordinator Bidang Operasional Kantor Pengelola Waduk Jatibarang.

“Untuk masyarakat, mungkin tolong dikelola sampah dengan bagus. Kalau perlu, dipisah untuk mempermudah pengolahannya. Jangan sampai dibuang ke sungai atau saluran ke waduk,” jelas Didik, dikutip, Senin (7/2/2022).

Waduk Jatibarang sendiri memiliki peran yang cukup penting untuk mengendalikan debit air khususnya di wilayah Semarang bagian bawah. Kapasitas penampungan waduk tersebut bisa mencapai 2,7 juta meter kubik (m3)atau mampu mengurangi debit banjir sebesar 170 m3/detik.

Didik menjelaskan bahwa di puncak musim hujan, masyarakat yang tinggal di hilir aliran sungai mesti berhati-hati. Pasalnya, meskipun Waduk Jatibarang memiliki kapasitas tampungan yang cukup besar, bukan tidak mungkin luapan banjir datang dari sungai-sungai lainnya.

Perlu diketahui, Waduk Jatibarang hanya mengendalikan aliran di sebagian Kali Kreo yang hulunya berlokasi di selatan Kota Semarang. Padahal, setidaknya ada tiga sungai yang terhubung ke Banjir Kanal Barat Kota Semarang. Ketiga sungai tersebut adalah Kali Kreo, Kali Kripik, dan Kali Garang.

Selain memantau kondisi penampungan air di Waduk Jatibarang, Didik mengimbau masyarakat untuk juga memantau aliran di ketiga sungai tersebut. Terlebih ketika terjadi hujan deras yang meningkatkan debit air.

Untuk memastikan keamanan dan efektivitas operasional waduk, pengelola Waduk Jatibarang sebetulnya telah melakukan sosialisasi ke masyarakat. Beberapa aturan operasional disampaikan ke masyarakat. Salah satunya adalah dengan tidak menanam tanaman cabutan seperti ubi di area penyangga atau green belt Waduk Jatibarang.

Didik menjelaskan bahwa tanaman cabutan tersebut berpotensi menimbulkan sedimentasi pada waduk. Pasalnya, tanah yang gembur bisa longsor dan turun ke dasar waduk.

“Pembersihan saluran juga harus rutin, itu bukan hanya tugasnya Pemerintah Kota Semarang, masyarakat juga perlu melakukan. Karena kalau material masuk waduk akan terjadi sedimen,” jelas Didik.

Didik juga menambahkan bahwa masyarakat bisa membuat tampungan air di sekitar halaman atau kebun. Sumur-sumur resapan juga bisa dibuat untuk menjaga saluran air agar tetap lancar, terlebih di musim hujan seperti sekarang.

Langkah tersebut perlu dilakukan demi menjaga kelestarian waduk. Pasalnya, selain untuk mengendalikan aliran sungai, Waduk Jatibarang juga berperan sebagai penyedia air baku bagi industri serta kebutuhan rumah tangga di Kota Semarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper