Bisnis.com, SEMARANG – Dewanti, Pakar Teknik Lalu Lintas dan Teknik Transportasi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengendalikan mudik pada tahun ini. Pasalnya, ada banyak perbaikan yang dilakukan pemerintah dari pengalaman menangani mudik di tahun 2019 silam.
“Terakhir mudik kan di tahun 2019 lalu, kalau tidak salah ada kasus Brexit (Brebes Exit). Sementara tahun ini sedemikian riuh dan heboh setelah dua tahun tidak ada mudik. Tentu tidak mudah mengatur kondisi seperti itu, menjadi hal yang lumrah masih ada yang kurang di sana-sini,” jelas Dewanti, Rabu (11/5/2022).
Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM tersebut mengungkapkan bahwa sejumlah strategi pemerintah terbukti cukup efektif dalam menjaga arus lalu lintas selama mudik. Sebut saja keputusan melakukan sistem one way maupun ganjil-genap di beberapa titik kepadatan lalu lintas.
“Upaya-upaya perbaikan sudah dilakukan secara beragam baik dari sisi manajemen lalu lintas, infrastruktur, dan sistem informasi dan lain-lain,” ucap Dewanti, dikutip dari laman UGM.
Dewanti juga menyoroti imbauan work from home (WFH) bagi Aparatur Sipil Negara di DKI Jakarta dan sekitarnya. Menurutnya, imbauan tersebut ikut membantu mengurai kemacetan lalu lintas saat arus balik. “Dalam konteks mengatur waktu hal ini sangat berpengaruh. Coba disampaikan di awal-awal, bisa jadi mereka akan menunda pulang,” jelasnya.
Ke depannya, Dewanti menyarankan pemerintah untuk bisa lebih mengoptimalkan jalan non-tol sebagai satu jaringan jalan. Salah satunya dengan melakukan simulasi untuk mengetahui kapasitas pelayanan jalan tol yang optimal. “Sehingga jika jalan tol sudah melampaui kemampuan, maka perlu kiranya melimpahkan ke jalan-jalan non-tol,” jelasnya.
Baca Juga
Selain rekayasa lalu lintas serta kebijakan strategis yang diambil pemerintah, lancarnya arus mudik dan arus balik tahun ini juga berkaitan erat dengan infrastruktur transportasi yang jauh lebih matang. Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pantja Dharma Oetojo, menyebut penanganan infrastruktur jalan telah dilakukan sebelum Ramadan dimulai.
Pemerintah juga telah menyiapkan beberapa ruas tol baru sejak 2019 silam. Tak hanya di Pulau Jawa, tapi juga hingga Pulau Sumatera. “Artinya infrastruktur sudah cukup mendukung dan tinggal memastikan kondisinya baik,” jelas Pantja.