Bisnis.com, SEMARANG – Kegiatan ekspor-impor di Jawa Tengah masih terus berjalan meskipun kawasan Tanjung Emas Semarang tengah diterjang banjir rob.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jawa Tengah, Muhammad Arif Sambodo, menyebut banjir rob memang berdampak pada kegiatan manufaktur dan ekspor-impor di Jawa Tengah. Namun demikian, dampaknya tak sedemikian parah.
“Kalau pengaruh tentu ada. Seperti di Lamicitra, itu kan diliburkan. Tapi yang lain-lainnya tetap berjalan. Saya sudah tanyakan ke beberapa teman yang punya tangki penyimpanan minyak goreng misalnya, itu masih melakukan bongkar muat dan sebagainya,” ujar Arif saat dihubungi Bisnis, Selasa (24/5/2022).
Arif menyebut upaya penanggulangan bencana banjir di Tanjung Emas sudah dilakukan oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru). Kegiatan ekspor-impor juga masih terus dilakukan lewat sejumlah titik pengiriman, sehingga Arif tetap optimis kinerja ekspor-impor Jawa Tengah masih bisa terjaga.
“Ini kan sifatnya jangka pendek. Kami masih optimistis untuk ekspor-impornya. Masih aman,” jelas Arif.
Sebagai informasi, selain Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah juga memiliki sejumlah lokasi pelabuhan maupun bandara yang digunakan untuk kegiatan ekspor. Di Kota Semarang misalnya, Bandara Ahmad Yani juga bisa digunakan untuk pengiriman barang. Begitu pula dengan Bandara Adi Sumarmo Solo. Meskipun secara volume, jumlahnya tak seberapa jika dibandingkan Pelabuhan Tanjung Emas.
Baca Juga
Anton Martin, Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean(KPPBC-TMP) Tanjung Emas, menyebut kapal-kapal yang semulanya sudah siap bongkar di Pelabuhan Tanjung Emas bakal coba dialihkan ke Pelabuhan Tanjung Perak.
“Setelah dilakukan pembongkaran di Perak, kapal menuju ke Tanjung Emas. Dengan perkiraan masa pasang air laut di Tanjung emas sekitar dua sampai tiga hari,” jelasnya kepada Bisnis. Namun demikian, opsi tersebut masih terus dikaji lebih lanjut.
Sebelumnya, General Manager Terminal Peti Kemas (TPK) Semarang I Nyoman Sudhiarta menyebut ada 500 peti kemas berukuran 40 kaki baik dengan tujuan ekspor maupun impor yang tergenang banjir rob.