Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memusatkan perayaan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2022 di Kabupaten Banyumas. Untuk memeriahkan perayaan tersebut, digelar Festival Anak Jawa Tengah di Pendopo Kecamatan Banyumas.
Dalam kesempatan tersebut, Milan Kidane, Kepala Perlindungan Anak Unicef Indonesia, memaparkan temuan awal dari survei yang dilakukan tentang kekerasan anak. Milan menyampaikan bahwa dua persen anak berusia 12-17 tahun yang mengikuti survei tersebut mengaku telah menjadi korban eksploitasi dan pelecehan seksual di ranah daring sepanjang 2021.
Jika dibandingkan dengan jumlah populasi di Indonesia, artinya ada sekitar setengah juta anak yang dipaksa melakukan aktivitas seksual, merekam bagian privat mereka, atau dipaksa melakukan aktivitas seksual dengan iming-iming uang atau hadiah.
"Eksploitasi bahkan terhadap satu anak pun sudah terlalu banyak. Laporan tersebut juga memperjelas kemungkinan anak-anak kurang melaporkan masalah yang sangat sensitif dan traumatis ini," jelas Milan.
Milan menyebut penetrasi internet memungkinkan anak-anak di Indonesia untuk mengakses informasi, budaya, hiburan, serta menjalin komunikasi yang pada akhirnya meningkatkan kreativitas dan wawasan mereka. Namun demikian, kondisi tersebut juga meningkatkan ancaman eksploitasi dan pelecehan di ranah daring.
Untuk itu, diperlukan langkah cepat untuk dapat menyelesaikan ancaman tersebut. Milan menyebut langkah itu tak cuma bisa dilakukan para pengambil kebijakan, tapi juga mesti melibatkan anak-anak itu sendiri.
"Bersamaan dengan peluncuran Jogo Konco, atau menjaga teman, hari ini saya optimis kita bisa bersama-sama dalam berbagai cara untuk melindungi anak-anak di lingkungan digital, dimana mereka menghabiskan banyak waktu mereka," ucap Milan.
Sebagai informasi, Jogo Konco merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Forum Anak Jawa Tengah sebagai sistem pelaporan apabila anak-anak mengalami tindak kekerasan.
I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Jawa Tengah atas inovasi yang dikembangkan tersebut.
"Hal ini merupakan salah satu cara inovatif untuk membangun kesadaran yang lebih besar tentang keamanan online," jelas Menteri PPPA melalui sambungan telekonferensi.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berharap agar aplikasi Jogo Konco itu bisa mendorong kepedulian anak-anak. "Kalau ini bisa terjadi, maka ini akan mengurangi potensi-potensi terjadinya bullying dan kemudian perundungan-perundungan yang seperti itu tidak akan terjadi, kita bisa cegah," ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Milan Kidane, Kepala Perlindungan Anak Unicef Indonesia, memaparkan temuan awal dari survei yang dilakukan tentang kekerasan anak. Milan menyampaikan bahwa dua persen anak berusia 12-17 tahun yang mengikuti survei tersebut mengaku telah menjadi korban eksploitasi dan pelecehan seksual di ranah daring sepanjang 2021.
Jika dibandingkan dengan jumlah populasi di Indonesia, artinya ada sekitar setengah juta anak yang dipaksa melakukan aktivitas seksual, merekam bagian privat mereka, atau dipaksa melakukan aktivitas seksual dengan iming-iming uang atau hadiah.
"Eksploitasi bahkan terhadap satu anak pun sudah terlalu banyak. Laporan tersebut juga memperjelas kemungkinan anak-anak kurang melaporkan masalah yang sangat sensitif dan traumatis ini," jelas Milan.
Milan menyebut penetrasi internet memungkinkan anak-anak di Indonesia untuk mengakses informasi, budaya, hiburan, serta menjalin komunikasi yang pada akhirnya meningkatkan kreativitas dan wawasan mereka. Namun demikian, kondisi tersebut juga meningkatkan ancaman eksploitasi dan pelecehan di ranah daring.
Untuk itu, diperlukan langkah cepat untuk dapat menyelesaikan ancaman tersebut. Milan menyebut langkah itu tak cuma bisa dilakukan para pengambil kebijakan, tapi juga mesti melibatkan anak-anak itu sendiri.
"Bersamaan dengan peluncuran Jogo Konco, atau menjaga teman, hari ini saya optimis kita bisa bersama-sama dalam berbagai cara untuk melindungi anak-anak di lingkungan digital, dimana mereka menghabiskan banyak waktu mereka," ucap Milan.
Sebagai informasi, Jogo Konco merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Forum Anak Jawa Tengah sebagai sistem pelaporan apabila anak-anak mengalami tindak kekerasan.
I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Jawa Tengah atas inovasi yang dikembangkan tersebut.
"Hal ini merupakan salah satu cara inovatif untuk membangun kesadaran yang lebih besar tentang keamanan online," jelas Menteri PPPA melalui sambungan telekonferensi.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berharap agar aplikasi Jogo Konco itu bisa mendorong kepedulian anak-anak. "Kalau ini bisa terjadi, maka ini akan mengurangi potensi-potensi terjadinya bullying dan kemudian perundungan-perundungan yang seperti itu tidak akan terjadi, kita bisa cegah," ucapnya.