Bisnis.com, SEMARANG — Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang kembali merealisasikan masuknya investasi asing ke Indonesia. Group Global Orbia dari Meksiko dan Wavin B.V. dari Belanda, resmi melakukan ground breaking pabrik pertama di lahan seluas 20 hektare di KITB.
Pelaksanaan ground breaking pada Senin, 10 Oktober 2022, dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, didampingi Menteri Investasi/ Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia disaksikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono. Dari pihak investor diwakili oleh CEO Orbia dan Wavin B.V., Marteen Roef.
Nilai investasi Group Orbia dan Wavin B.V. untuk pembangunan pabrik tahap pertama di KIT Batang diperkirakan mencapai US$100 juta.
Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pada saat ini, seluruh negara di dunia berlomba untuk menarik investasi langsung (Foreign Direct Investment/FDI) sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian dan penciptaan lapangan kerja.
Dalam lima tahun terakhir, menurut Presiden, Indonesia telah bekerja keras untuk dapat bersaing dalam menarik penanaman modal asing khususnya untuk memajukan industri manufaktur, substitusi impor, meningkatkan ekspor dan mendorong pertumbuhan UMKM.
Presiden menyebutkan beberapa langkah konkret yang telah dilakukan di antaranya adalah meningkatkan kemudahan berusaha, memberikan insentif, menyederhanakan perizinan, melakukan restrukturisasi peraturan perundangan yang tumpng tindih ke dalam omnibus law UU Cipta Kerja.
“Semua itu telah membuahkan hasil dan menjadikan Indonesia sebagai destinasi investasi yang bersaing, juga ditopang juga oleh potensi pangsa pasar Indonesia denga kelas menengah yang terus tumbuh dengan baik, politik yang stabil, ketersediaan sumberdaya manusia yang cukup bersaing dan letak geografis yang strategis untuk menjangkau pasar Asia Pasifik dan Australia,” ujar Presiden, Senin (3/10/2022).
Dalam kesempatan yang sama, Bahlil mengatakan bahwa Indonesia menjadi pilihan Orbia dan Wavin untuk berinvestasi dan mengalahkan Malaysia dan Vietnam yang sebelumnya juga menjadi pilihan alternatif Orbia.
Wavin B.V. dan Orbia merupakan perusahaan global dan merupakan salah satu market leader pada bidangnya dan memiliki teknologi unggul termasuk teknologi transisi energi terbarukan dan teknologi pertanian.
Selain menanamkan modal di Indonesia, kehadiran pemain global tersebut juga diharapkan dapat memberikan manfaat lain berupa transfer teknologi.
Ngurah Wirawan, Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang, menyambut investasi Wavin di Indonesia khususnya di KIT Batang, dan siap membantu Wavin untuk mewujudkan rencana investasinya, secara menyeluruh termasuk membantu dalam proses desain, pemilihan kontraktor, dan penyediaan sumberdaya manusia bersinergi dengan perusahaan BUMN dan Kementrian terkait.
Grand Batang City atau yang biasa disebut Kawasan Industri Terpadu Batang dirancang dengan konsep modern, smart dan green dengan total luas areal 4.300 hektare yang dibagi menjadi 3 Cluster Industri, Perumahan dan Innovation Center.
Lebih lanjut I Made Kartu, Direktur Operasi dan Teknik menyampaikan bahwa Grand Batang City dirancang untuk menjadi kawasan industri terpadu dengan pelayanan yang menyeluruh, termasuk penyediaan infrastruktur logistik dengan akses langsung menuju Tol Trans Jawa dan Jalur Nasional Pantura, termasuk di dalam rencana pengembangan Dry Port dan Pelabuhan Jetty yang akan menjadi Feeder untuk Pelabuhan Patimban maupun Pelabuhan Tanjung Mas.
Pemerintah telah menyelesaikan seluruh infrastruktur jalan sepanjang 50 km yang dibangun oleh Kementrian PUPR meliputi seluruh cluster industri KIT Batang seluas 3.100 Ha. Sampai dengan saat ini, sejak dicanangkan Presiden Joko Widodo pada bulan Juni 2020, telah selesai dikembangkan seluas 450 Ha Kawasan Industri yang seluruhnya telah terjual yang sebagian besar dalam dalam bentuk Penanaman Modal Asing dari berbagai negara, antara lain Korea Selatan, Taiwan, Belanda-Meksiko, Inggris, India serta Penanaman Modal dalam negri antara lain industri gas dan industri kesehatan.
Hingga saat ini terdapat 20 perusahaan baik itu PMA maupun PMDN yang telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di KIT Batang dengan total lahan sebesar 1.100 ha.