Bisnis.com, SEMARANG — Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan mencatat fluktuasi harga pangan di Jawa Tengah pada awal Oktober 2022.
Secara month-to-month (mtm), harga beras terpantau mengalami kenaikan 4,17 persen pada jenis premium. Sementara beras medium mengalami kenaikan harga dari Rp10.200 per Kg menjadi Rp10.500 per Kg atau 2.94 persen (mtm). Kenaikan harga tersebut juga dinikmati para petani beras organik di Kabupaten Boyolali.
"Pembelian kami untuk gabah putih, artinya beras kelas C4, itu giling sudah di harga Rp6.250 per Kg. Sedangkan beras merah giling sudah Rp6.500, kemudian gabah wangi itu kami beli sudah Rp.6.500, sedangkan untuk beras hitamnya Rp7.500 per Kg. Semuanya full organik bersertifikat," jelas Siswandi Endro Subroto, Ketua Aliansi Petani Padi Organik Boyolali (Appoli), Kamis (6/10/2022).
Adapun untuk daging dan telur ayam ras, masing-masing mengalami penurunan harga di 6,34 persen dan 16,85 persen. Pada 5 September 2022, harga daging ayam ras masih berkisar di angka Rp34.700 per Kg. Sementara itu, harga telur ayam ras dibanderol di Rp27.900 per Kg. Kini, masing-masing komoditas peternakan itu berada di harga Rp32.500 per Kg dan Rp23.200 per Kg.
Komoditas hortikultura seperti cabai dan bawang dilaporkan mengalami penurunan harga. Pergerakan harga cukup variatif, mulai kisaran belasan hingga puluhan persen, tergantung jenis komoditasnya. Pada komoditas cabai merah besar, misalnya, September lalu harganya masih Rp61.400 per Kg. Kini, per 5 Oktober 2022, harganya turun hingga Rp37.200 per Kg. Jika dipersentasekan, penurunan harga secara mtm untuk komoditas tersebut mencapai 39,41 persen.
Kementerian Perdagangan mencatat penurunan harga komoditas hortikultura terbesar dicatatkan oleh cabai merah keriting. Penurunan harganya dilaporkan mencapai 43,89 persen. Dimana harganya kini dibanderol di Rp41.800 per Kg, bandingkan dengan periode sebelumnya yang masih Rp74.500 per Kg.
Baca Juga
Penurunan harga pada komoditas hortikultura dan peternakan itu berimbas pada Nilai Tukar Petani (NTP) di Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, fluktuasi harga yang terjadi pada periode Agustus-September 2022 telah membuat NTP pada subsektor tersebut mengalami penurunan.
NTP pada subsektor hortikultura misalnya, dilaporkan mengalami penurunan sebesar 2,29 poin pada September 2022 lalu. Adapun untuk subsektor peternakan, penurunan NTP dilaporkan di angka 1,64 poin.
Meskipun mengalami penurunan NTP yang relatif lebih kecil ketimbang subsektor hortikultura, namun peternak-peternak di Jawa Tengah jadi yang paling terdampak fluktuasi harga itu. Pasalnya, angka NTP peternak sudah berada di bawah 100 poin, tepatnya di 98,46 poin pada September 2022. Artinya, penerimaan peternak tidak menutup ongkos produksi yang sudah dikeluarkan.