Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Harga Hortikultura, Dishanpan Jateng Borong Kubis dan Tomat Petani

Langkah tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Gubernur Jawa Tengah yang ditujukan kepada para ASN di wilayah provinsi.
Salah seorang pegawai Dinas Ketahanan Pangan tengah mengemas tomat dan kubis yang nantinya bakal dijual kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di tingkat provinsi. Paket pangan itu disiapkan untuk menjaga stabilitas harga komoditas hortikultura di tingkat petani yang saat ini tengah anjlok./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.
Salah seorang pegawai Dinas Ketahanan Pangan tengah mengemas tomat dan kubis yang nantinya bakal dijual kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di tingkat provinsi. Paket pangan itu disiapkan untuk menjaga stabilitas harga komoditas hortikultura di tingkat petani yang saat ini tengah anjlok./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, SEMARANG - Aparatur Sipil Negara (ASN) di Jawa Tengah bahu membahu untuk menjaga stabilitas harga pangan, khususnya pada komoditas hortikultura. Pasalnya, dalam beberapa waktu terakhir, harga komoditas tersebut tengah anjlok menyusul banyaknya pasokan dari petani.

"Ketika harga jatuh ya memang kewajiban pemerintah untuk membeli, untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan. Memang tidak mudah, karena harga itu dinamis, tidak statis," jelas Dhani Sardono Wiyoto, Subkoordinator Seksi Harga Pangan Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah pada Jumat (7/10/2022).

Dhani menjelaskan bahwa sesuai dengan instruksi Gubernur Jawa Tengah, pihaknya langsung memborong komoditas yang anjlok itu dari petani langsung. Paket pangan itu terdiri dari telur ayam ras sebanyak 1 Kg, kubis 2 Kg, dan tomat 1 Kg.

"Jadi memang komoditas hortikultura dan peternakan, mengingat harganya yang jatuh waktu itu. Kemarin sampai terjun bebas di Rp500-1.000 per Kg. Kalau telur di kandang kemarin sampai Rp18.000 per Kg, tapi sekarang mulai berangsur normal di Rp22.000-23.000 per Kg," jelas Dhani saat ditemui Bisnis di ruang kerjanya.

Kantor Dishanpan pun kini dipenuhi oleh pasokan sayur mayur dan telur dari petani dan peternak di sejumlah wilayah. Untuk komoditas hortikultura, Dhani menjelaskan pihaknya mengambil langsung dari petani-petani di Kabupaten Boyolali serta Kawasan Kopeng. "Kalau telur kita ambil dari Pekalongan dan Karanganyar," tambahnya.

Untuk satu paket pangan tersebut, Dishanpan mematok harga Rp40.000. Dalam dua hari terakhir, ribuan paket berhasil disiapkan dan didistribusikan secara langsung ke ASN di tingkat provinsi melalui kantor-kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

"Kita juga memberikan fasilitas distribusi ketika petani perlu mengangkut hasil panennya, misalnya, dari Pekalongan ke Semarang. Itu kita bantu uang transportasinya," jelas Dhani.

Dhani juga mengungkapkan, Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah ikut menginstruksikan Dishanpan untuk membeli padi varietas lokal. Langkah tersebut dilakukan guna menjaga harga dan permintaan beras di pasaran.

"Sekarang kita juga sedang membentuk Badan Usaha Milik Petani (BUMP), ibaratnya korporasi petani. Ini kita mengumpulkan beberapa Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk bisa jadi BUMP. Jadi ketika ada daerah yang kekurangan, kita sudah punya jaringan bisnis di tingkat petani. Cilacap sama Rembang itu sudah berjalan bagus, komoditasnya sementara ini beras," jelas Dhani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper