Bisnis.com, SEMARANG — Bank Jateng meraih penghargaan The Most Efficient Bank untuk kategori Bank Pembangunan Daerah dengan aset lebih dari Rp30 triliun dalam ajang Bisnis Indonesia Financial Award (BIFA) 2022.
Acara awarding pemberian penghargaan dilaksanakan di JS Luwansa Hotel & Convention Center, Jakarta, pada Kamis 13 Oktober 2022. Hadir dalam kesempatan tersebut Sekretaris Perusahaan Bank Jateng Herry Nunggal Supriyadi, didampingi Kepala Sub Divisi Komunikasi Korporasi Bank Jateng, Arief Nugroho.
Ketua Dewan Juri BIFA 2022, Raden Pardede, mengatakan bahwa para pemenang penghargaan dalam acara ini telah melalui proses penjurian menggunakan seleksi kuantitatif dan kualitatif.
Dalam tahap seleksi kuantitatif, dewan juri akan membuat sejumlah parameter dari laporan keuangan yang diambil pada periode 2020-2021. Penekanan penilaian dilakukan pada aspek kinerja perusahaan yang dilihat secara keseluruhan dari sisi revenue, pertumbuhan income, maupun efisiensi dari perusahaan keuangan.
Tahap selanjutnya adalah penilaian kualitatif yang dilihat dari komponen governance untuk mendapatkan pendekatan penilaian yang lebih holistik.
“Kami melakukan penelitian kualititatif, para dewan juri berkumpul dan berdiskusi, melihat satu persatu yang lolos saringan awal. Diskusi dilakukan secara terbuka untuk memilih pemenang. Kami menghindari segala bentuk conflict of interest dari kalangan juri,” ujarnya.
Bank Jateng konsisten membukukan kinerja cemerlang. Sepanjang semester I/2022, bank milik warga Jawa Tengah tersebut membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp918 miliar, naik 8,25 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan tersebut didorong oleh keberhasilan perusahaan dalam menjaga pendapatan bunga bersih.
Bila dirinci, dalam laporan keuangan yang dipublikasikan Harian Bisnis Indonesia, per Juni 2022 dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Bank Jateng sebesar Rp63,87 triliun. Dari jumlah tersebut, dana tabungan dan giro atau dana murah (Current accounts saving accounts/CASA) mencapai Rp39,64 triliun (62,06 persen).
Rasio CASA Bank Jateng meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang berada di posisi 56,92 persen dari total DPK. Keberhasilan Bank Jateng dalam meningkatkan pertumbuhan CASA membuat beban bunga perusahaan turun 34,14 persen menjadi Rp700 miliar pada Juni 2022.
Sementara itu, pendapatan bunga berada pada posisi Rp3,21 triliun. Pada periode yang sama, Bank Jateng , membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp2,51 triliun, tumbuh 14,25 persen. Pertumbuhan pendapatan bunga bersih tersebut membuat laba Bank Jateng naik 8,25 persen yoy menjadi Rp918 miliar pada semester I/2022.
Dari sisi kredit, pada 6 bulan pertama 2022, Bank Jateng telah menyalurkan kredit sebesar Rp49,97 triliun, jumlah tersebut naik tipis 0,1 persen yoy. Kenaikkan pembiayaan yang tinggi terjadi pada pembiayaan syariah yang tumbuh 11,15 persen yoy menjadi Rp2,88 triliun.
Tidak hanya mencatatkan pertumbuhan, kualitas kredit yang disalurkan Bank Jateng juga meningkat. Bank Jateng berhasil menekan non-performing loan (NPL) hingga ke posisi 2,7 persen (gross) dan 0,02 persen (net). Jumlah tersebut turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni berada pada posisi 3,73 persen untuk NPL gross dan 0,32 untuk NPL net. Rasio net interest margin tumbuh 0,87 basis poin menjadi 6,53 persen dan BOPO turun 455 bps menjadi 66,37 persen.
Bank Jateng pertama didirikan pada 1963. Bank milik pemerintah daerah itu mengantongi status Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pada 1969 dan berubah menjadi Perusahaan Daerah (Perusda) pada 1993. Tak lama, tepatnya pada 1999, Bank Jateng berstatus Perseroan Terbatas.
Hingga Mei 2005, sebagian saham di Bank Jateng dimiliki oleh pemerintah pusat. Program rekapitalisasi dilakukan untuk mengembalikan saham tersebut ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serta Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Jawa Tengah.
Per Juni 2022, susunan pemegang saham Bank Jateng terdiri dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan persentase kepemilikan 47,69 persen serta Pemerintah Kota dan Kabupaten. Dimana Pemerintah Kota Semarang menjadi pemegang saham terbesar di tingkat Kabupaten/Kota dengan 4,33 persen. Dilanjutkan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Pati, masing-masing 3,89 persen dan 2,78 persen.
Susunan direksi Bank Jateng terdiri dari Supriyanto sebagai Direktur Utama; Puguh Budi Santosa sebagai Direktur Bisnis Komersial; Irianto Harko Saputro sebagai Direktur Bisnis Dana, Jasa, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah; Ony Suharsono selaku Direktur Bisnis Kelembagaan, Tresuri, dan Unit Usaha Syariah; Aris Setiyawan sebagai Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko; serta Wiwoko Probojakti sebagai Direktur Informasi Teknologi, Konsumer, dan Jaringan.
Sementara itu, jajaran Dewan Komisaris diisi oleh Edhi Chrystanto sebagai Komisaris Utama Independen, Wawan Siswantono sebagai Komisaris Independen, Darsono sebagai Komisaris Independen, serta Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno sebagai Komisaris.
Bank Jateng sendiri memiliki kantor pusat yang berlokasi di Jalan Pemuda No.142 Kota Semarang, Jawa Tengah. Hingga Juni 2022, banknya orang Jawa Tengah itu memiliki 37 kantor cabang dan 126 kantor cabang pembantu yang tersebar di beberapa daerah, tak terkecuali di DKI Jakarta. Bank Jateng juga memiliki jaringan layanan perbankan syariah yang terdiri dari 5 kantor cabang dan 14 kantor cabang pembantu.