Bisnis.com, SEMARANG — Bank Jateng mendukung program prioritas nasional pembangunan 3 juta rumah yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto. Dalam program tersebut, Bank Jateng berpartisipasi menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi berbasis Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Bank Jateng turut mendampingi Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait dalam kunjungan kerja ke sejumlah kawasan perumahan di Kabupaten Kendal dan Kabupaten Batang pada 28–29 April 2025. Dalam kunjungan tersebut, hadir pula Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho, Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari, dan Bupati Batang M. Faiz Kurniawan.
Sementara itu, Bank Jateng diwakili oleh Direktur Digital dan Bisnis Konsumer Eko Tri Prasetyo dan Eksekutif Senior Bisnis Siti Ulfah.
Dua perumahan yang dikunjungi adalah Perumahan Bumi Svarga Asri di Kabupaten Kendal dan Perumahan Griya Bahtera 4 di Kabupaten Batang. Keduanya merupakan proyek perumahan rakyat yang masuk dalam skema pembiayaan KPR FLPP.
Direktur Digital dan Bisnis Konsumer Bank Jateng Eko Tri Prasetyo menyampaikan bahwa Bank Jateng melihat program perumahan bukan hanya sebagai pembangunan fisik semata, tetapi juga sebagai instrumen keadilan sosial.
“Program 3 juta rumah bukan sekadar membangun tempat tinggal, tapi tentang memastikan setiap warga negara, termasuk pekerja informal, tukang becak, petani, pedagang kecil, buruh harian, hingga nelayan, memiliki hak yang setara atas hunian yang layak dan terjangkau. Itulah prinsip yang kami pegang di Bank Jateng,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (2/5/2025).
Bank Jateng telah menunjukkan capaian signifikan dalam penyaluran KPR FLPP. Hingga akhir Maret 2025, realisasi penyaluran telah mencapai 66% dari total kuota nasional. Sebanyak 29% dari angka tersebut disalurkan kepada debitur yang berasal dari kelompok berpenghasilan tidak tetap, yang selama ini kerap menghadapi kendala dalam mengakses perbankan formal.
Eko menambahkan bahwa keberhasilan tersebut tidak terlepas dari pendekatan inklusif yang diterapkan Bank Jateng, termasuk pengembangan sistem analisis kredit yang lebih fleksibel dan humanis untuk menilai kelayakan kredit pekerja informal.
Bank Jateng juga terus memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah, pengembang, serta Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman. Kolaborasi ini bertujuan menciptakan ekosistem pembiayaan perumahan yang berkelanjutan dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Kami percaya bahwa sinergi adalah kunci. Tidak ada lembaga yang bisa bekerja sendiri dalam menyelesaikan backlog perumahan nasional. Karena itu, Bank Jateng terus menjalin kemitraan strategis untuk memastikan bahwa pembangunan rumah subsidi benar-benar menyentuh sasaran,” jelas Eko.
Program 3 juta rumah merupakan salah satu janji utama Presiden Prabowo Subianto di awal masa pemerintahannya. Selain menurunkan angka backlog perumahan nasional, program ini juga menargetkan pemberdayaan masyarakat secara ekonomi melalui pendekatan pembangunan yang berorientasi pada kebutuhan rakyat.