Bisnis.com, SEMARANG — Belakangan santer terdengar kabar bahwa beberapa perusahaan dalam negeri bakal merelokasi pabriknya dari Banten ke Jawa Tengah. Rencana relokasi itu jadi perbincangan, karena berpeluang memunculkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah Ratna Kawuri, belum bisa memastikan kebenaran isu relokasi pabrik tersebut. "Yang selama ini terjadi adalah ekspansi dengan mengalihkan sebagian produknya ke Jawa Tengah atau menambah produk dari pabrik asalnya," katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (14/11/2022).
Ratna menjelaskan, strategi ekspansi pabrik dipilih pengusaha karena beberapa pertimbangan. Salah satunya adalah untuk melihat perkembangan pasar. Relokasi baru dilakukan ketika pengusaha benar-benar merasa ada urgensi dan peluang bisnis yang lebih baik di lokasi baru.
"Bedakan pengertian relokasi dengan ekspansi. Kalau relokasi, itu bedol pabrik," jelas Ratna.
Terlepas dari isu relokasi pabrik asal Banten tersebut, Ratna menegaskan Jawa Tengah siap untuk menerima investasi dari pengusaha dalam negeri. "Ada beberapa kawasan industri yang siap menerima, baik itu baru ataupun perluasan. Ada kabupaten dan kota yang cukup representatif infrastrukturnya sebagai tujuan investasi," katanya.
Jawa Tengah memang tengah menggenjot infrastruktur penunjang industri. Misalnya dengan menyiapkan Pelabuhan Kendal yang saat ini tengah memasuki proses penyusunan studi kelayakan teknis dan komersial. Dua bandara internasional dan dua pelabuhan internasional juga sudah beroperasi di Jawa Tengah.
Lebih dari pada itu, infrastruktur yang dimaksud Ratna juga tak terbatas pada akses transportasi. Belakangan, Jawa Tengah juga sedang menyiapkan jaringan gas industri yang menyambungkan Stasiun Gas Gresik, Semarang, Kendal, Batang, hingga Cirebon. Jalur Pipa Gas Semarang Gresik — PT Pertagas dilaporkan rampung dan sudah beroperasi sejak 2021 lalu. Sementara Jalur Pipa Gas Cirebon — Semarang saat ini tengah menunggu keputusan dari BPH Migas.
Adapun berdasarkan data DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah, sepanjang 2022 ini ada 10 kepeminatan investasi di sektor manufaktur. Sebagai catatan, sektor manufaktur memang jadi primadona investasi di Jawa Tengah. Selain manufaktur, sektor properti, energi, infrastruktur, dan pariwisata juga menjadi unggulan.
Pada perkembangan lainnya, isu relokasi pabrik kian santer terdengar setelah terjadinya gelombang PHK di beberapa daerah. Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Jawa Barat (PPTPJB) mencatat, hingga Oktober 2022, ada lebih dari 64.000 pekerja dari 124 perusahaan yang terkena PHK.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah Ratna Kawuri, belum bisa memastikan kebenaran isu relokasi pabrik tersebut. "Yang selama ini terjadi adalah ekspansi dengan mengalihkan sebagian produknya ke Jawa Tengah atau menambah produk dari pabrik asalnya," katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (14/11/2022).
Ratna menjelaskan, strategi ekspansi pabrik dipilih pengusaha karena beberapa pertimbangan. Salah satunya adalah untuk melihat perkembangan pasar. Relokasi baru dilakukan ketika pengusaha benar-benar merasa ada urgensi dan peluang bisnis yang lebih baik di lokasi baru.
"Bedakan pengertian relokasi dengan ekspansi. Kalau relokasi, itu bedol pabrik," jelas Ratna.
Terlepas dari isu relokasi pabrik asal Banten tersebut, Ratna menegaskan Jawa Tengah siap untuk menerima investasi dari pengusaha dalam negeri. "Ada beberapa kawasan industri yang siap menerima, baik itu baru ataupun perluasan. Ada kabupaten dan kota yang cukup representatif infrastrukturnya sebagai tujuan investasi," katanya.
Jawa Tengah memang tengah menggenjot infrastruktur penunjang industri. Misalnya dengan menyiapkan Pelabuhan Kendal yang saat ini tengah memasuki proses penyusunan studi kelayakan teknis dan komersial. Dua bandara internasional dan dua pelabuhan internasional juga sudah beroperasi di Jawa Tengah.
Lebih dari pada itu, infrastruktur yang dimaksud Ratna juga tak terbatas pada akses transportasi. Belakangan, Jawa Tengah juga sedang menyiapkan jaringan gas industri yang menyambungkan Stasiun Gas Gresik, Semarang, Kendal, Batang, hingga Cirebon. Jalur Pipa Gas Semarang Gresik — PT Pertagas dilaporkan rampung dan sudah beroperasi sejak 2021 lalu. Sementara Jalur Pipa Gas Cirebon — Semarang saat ini tengah menunggu keputusan dari BPH Migas.
Adapun berdasarkan data DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah, sepanjang 2022 ini ada 10 kepeminatan investasi di sektor manufaktur. Sebagai catatan, sektor manufaktur memang jadi primadona investasi di Jawa Tengah. Selain manufaktur, sektor properti, energi, infrastruktur, dan pariwisata juga menjadi unggulan.
Pada perkembangan lainnya, isu relokasi pabrik kian santer terdengar setelah terjadinya gelombang PHK di beberapa daerah. Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Jawa Barat (PPTPJB) mencatat, hingga Oktober 2022, ada lebih dari 64.000 pekerja dari 124 perusahaan yang terkena PHK.