Bisnis.com, SEMARANG — Perusahaan penyedia layanan Enterprise Resource Planning (ERP) asal Yogyakarta, PT Global Sukses Solusi Tbk, mencatatkan pertumbuhan gross transaction value (GTV) atau nilai transaksi bruto 10 persen sepanjang Kuartal III/2022.
Dalam siaran persnya, perusahaan dengan kode emiten RUNS menyebut kinerja positif tersebut didorong oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah keberhasilan perseroan dalam menjalankan strategi monetisasi layanan. Perseroan juga melaporkan bahwa pertumbuhan jumlah pengguna secara organik ikut menjadi faktor pendorong pertumbuhan GTV di periode tersebut.
"Pada Kuartal III/2022 perseroan terus fokus pada pertumbuhan bisnis yang berkualitas dan berkesinambungan, dengan melengkapi ekosistem produk digital yang ditawarkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan pasar dari seluruh segmen," jelas Sony Rachmadi Purnomo, Direktur Utama RUNS, Jumat (18/11/2022).
Adapun keberhasilan RUNS dalam menciptakan diversifikasi produk terlihat dengan pertumbuhan pengguna yang signifikan pada produk anyar yang diperkenalkan. Produk iKAS misalnya, mencatat pertumbuhan lebih dari 50 kali lipat atau sebesar 15.000 pengguna sejak diluncurkan pada tahun 2021 lalu.
Sony menambahkan, selain iKAS, RUNS juga memiliki layanan R1 yang ditujukan khusus untuk perusahaan kelas menengah ke atas. Produk yang diluncurkan pada Kuartal II/2022 ini dilaporkan telah memiliki lebih dari 200 pengguna.
RUNS tidak berhenti dengan menyasar sektor industri dan usaha mikro. Pada sektor pendidikan, produk eCampuz juga membuka peluang bisnis bagi perseroan. "Saat ini layanan eCampuz sudah digunakan di lebih dari 290 perguruan tinggi atau mencatat pertumbuhan 8,1 persen sejak 2021," jelas Sony.
Jika ditilik lebih lanjut, berbagai strategi yang diambil RUNS tersebut sejalan dengan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada paruh pertama 2022. RUNS memilih untuk melakukan penetrasi pasar ke sektor atau industri baru untuk mendongkrak keuntungan perseroan yang pada tahun 2021 dilaporkan mengalami kerugian.
Sebagai informasi, pada 2021 lalu, RUNS dilaporkan mengalami kerugian sebesar Rp10,9 miliar. Pandemi Covid-19 jadi salah satu pemicu terjadinya penurunan. Lebih lanjut, RUNS juga mengalami penundaan atas penyelesaian kontrak pekerjaan.
Penurunan pendapatan itu juga disebabkan oleh strategi perseroan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Namun, dalam keterbukaan informasi yang dipublikasikan pada Mei lalu, RUNS menjelaskan bahwa langkah tersebut perlu diambil perusahaan. Pasalnya kompetensi SDM menjadi salah satu kunci untuk bisa terus bersaing di industri teknologi yang kian kompetitif.
Nilai Transaksi Bruto RUNS Tumbuh 10 Persen pada Kuartal III/2022
Pada Kuartal III/2022, Gross Transaction Value (GTV) RUNS mencapai Rp12,6 triliun. Pada 2021 lalu, RUNS dilaporkan mengalami kerugian sebesar Rp10,9 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
28 menit yang lalu
Taruhan Besar di Saham Adaro Minerals (ADMR)
3 jam yang lalu