Bisnis.com, SEMARANG – Peringatan Hari Ibu tingkat Jawa Tengah pada tahun ini berlangsung gayeng dan hangat. Tidak ada seremoni, acara yang digelar di gedung Grhadhika Bhakti Praja tersebut justru diisi dengan dialog santai dengan para peserta.
Acara pada Jumat (16/12/2022) tersebut diawali dengan dialog antara Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo dengan sejumlah ibu hamil yang dihadirkan khusus pada acara itu.
Atikoh berbincang dengan salah satu peserta, Tika, yang sedang hamil dengan usia kehamilan 38 minggu. Kepada Tika, Atikoh menitipkan pesan untuk suaminya untuk menjadi suami siaga. Pesan yang sama juga disampaikan kepada para peserta acara, yang diminta untuk menjadi suami siaga dalam mengantar istrinya memeriksakan kehamilan, menyertai saat melahirkan, dan bersama-sama mendidik anak.
"Bapak-bapak juga siaga, karena kehamilan tidak hanya tanggung jawab istri atau perempuan. Dalam pola asuh juga begitu, perempuan bisa mengganti popok, bapak-bapak juga bisa. Ibu bisa memandikan anak, bapak juga bisa," ujar Atikoh.
Menurut Atikoh, kehadiran suami penting untuk keseimbangan, apalagi anak butuh panutan. Dengan keterlibatan ayah dan ibu dalam pendidikan anak, maka peran maskulinitas, humanis, akan saling menunjang.
Atikoh juga mengingatkan kembali agar laki-laki terlibat dalam kegiatan domestik rumah tangga agar benar-benar mencerminkan kesetaraan gender. Dia menunjuk contoh dalam urusan rumah tangga, di mana jika perempuan bisa mencuci, laki-laki juga dapat melakukan hal yang sama. Artinya, laki-laki dan perempuan memiliki tanggung jawabnya yang sama.
"Kodratnya yang beda kan wanita itu hamil, melahirkan, dan menyusui. Tapi untuk kegiatan domestik yang lain, masing-masing punya peran," bebernya.
Dari sektor kebijakan publik, kata Atikoh, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memberikan peran bagi laki-laki dan perempuan untuk menduduki jabatan strategis.
"Di sektor masyarakat juga seperti itu, bagaimana laki-laki bisa mendampingi korban KDRT. Saya sangat salut karena banyak laki-laki sekarang ini yang juga terlibat, bagaimana pencegahan KDRT, mereka menjadi bagian tim, melakukan pencegahan, edukasi, maupun pendampingan," ujarnya.
Dari sisi ekonomi, mengingat saat ini masih banyak permasalahan terkait penanganan kemiskinan, Atikoh meminta agar perempuan yang menjadi kepala keluarga, diberi kesempatan untuk bisa mengakses sisi ekonomi.
Hal senada juga disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir secara virtual. Menurutnya, isu perempuan, anak, dan kesetaraan gender, mesti menjadi perhatian masyarakat.
Ganjar mengatakan bahwa peringatan Hari Ibu selalu membuatnya teringat dengan sosok ibunya, yang menjadi panutan dalam mengimplementasikan gerakan “He for She”. Sejak kecil, sang ibu mengajarkan semua anaknya untuk mencuci baju, mengepel, memasak, dan pekerjaan rumah lainnya. Pengasuhan itu pun membuat Ganjar tak lagi canggung melakukan pekerjaan rumah tangga, termasuk saat dia telah menjabat sebagai gubernur.
"Saya terbiasa melakukan pekerjaan itu. Tapi, ketika saya setrika, dan istri saya iseng-iseng merekam dan mengunggah ke media sosial, ternyata reaksi masyarakat beragam," ungkap gubernur.
Karenanya, Ganjar mendukung Gerakan Pria Peduli Perempuan dan Anak (Garpu Perak), yang dikukuhkannya pada saat itu. Melalui gerakan itu, diharapkan para pria merealisasikan He for She dalam aktivitas nyata. Tebarkan virus kebaikan itu melalui video pendek, foto, bahkan melalui aktivitas keseharian.
"Manfaatkan medsos untuk kampanyekan kebaikan. Kampanye laki-laki peduli anak itu penting. Saya senang, tadi pagi jalan-jalan di Purwokerto, ada yang menarik. Ada bapak-bapak jalan menggendong anak, ibunya di belakang," terang Ganjar.
Gubernur juga kembali mengingatkan para perempuan untuk membantu mengatasi persoalan yang ada saat ini. Mulai dari stunting, masalah gizi kurang, penanganan kemiskinan, dan sebagainya.
KOMITMEN
Dalam kesempatan itu, Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo bersama empat pimpinan organisasi perempuan, yakni dari Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) yang diwakili Zubaidah Haerudin, Ketua Dharma Wanita Persatuan Indah Sumarno, Pelaksana tugas (Plt) Ketua Bhayangkari Daerah Jawa Tengah, Titi Abioso, dan Dharma Pertiwi yang diwakili Novi Widi Prasetyono, menandatangani Komitmen ”Matur Penak”, yang merupakan kependekan dari Lima Pitutur Perempuan dan Anak.
Matur Penak tersebut merupakan turunan dari lima arahan Presiden untuk urusan Perempuan dan Anak, yaitu, satu, peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan, dua, peningkatan peran ibu dalam pendidikan anak, tiga, penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, empat, penurunan pekerja anak, dan lima, pencegahan perkawinan anak.
Dalam kesempatan itu, juga dilakukan parade, yang diikuti perwakilan organisasi perempuan di Jawa Tengah. Mereka tak hanya tampil dengan pakaian yang cantik, tapi juga berbagai pesan, seperti "Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi, Indonesia Maju", dan "Stop Diskriminasi terhadap Perempuan dan Anak".