Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faktor Utama Jateng Sukses Kendalikan Inflasi, Ini Kata Akademisi

Dari sisi produksi, masuknya musim panen pada komoditas hortikultura efektif menekan laju inflasi Jawa Tengah saat Idulfitri.
Penumpang kereta./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Penumpang kereta./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, SEMARANG — Upaya pengendalian harga saat momen Ramadan dan Lebaran pada tahun ini mulai terlihat dampaknya. Setidaknya, di Jawa Tengah, inflasi pada bulan April 2023 berhasil terkendali di angka 0,28 persen (month-to-month).

Angka tersebut berada di bawah inflasi nasional yang mencapai 0,33 persen (month-to-month).

Ekonom Universitas Diponegoro, Wahyu Widodo, menyebut angka 0,28 persen itu sebagai angka yang relatif terkendali. "Secara persiapan, Lebaran ini lebih baik, di samping juga diikuti kondisi baik di sisi pertanian, khususnya pangan," jelasnya, Rabu (3/5/2023).

Pada April 2023, perkembangan harga pangan khususnya pada komoditas hortikultura memang tengah di atas angin. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas hortikultura yang biasanya jadi pemicu inflasi justru mengalami deflasi akibat masuknya musim panen. Kondisi tersebut terjadi hingga di tingkat nasional.

Di Jawa Tengah sendiri, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebagai kelompok pengeluaran dengan andil yang cukup besar pada laju inflasi ikut berdampak musim panen. Meskipun inflasi masih terjadi, namun angkanya berhasil dikendalikan hingga di 0,65 persen secara month-to-month.

Wahyu menjelaskan bahwa meskipun pemerintah telah menggencarkan operasi pasar sepanjang Ramadan dan Idulfitri, namun faktor utama yang mendukung stabilnya angka inflasi di Jawa Tengah sejatinya dipengaruhi oleh periode musim panen itu. "Kegagalan panen bisa dipastikan akan memicu inflasi, itu sudah terbukti secara empirik," jelasnya kepada Bisnis.

Lebih lanjut, Wahyu menyampaikan bahwa operasi pasar baru punya pengaruh besar apabila dilakukan secara terus menerus dan dalam skala besar. "Operasi pasar tetap memberikan efek psikologis kepada pasar. Tetapi, yang lebih dominan meredam inflasi [saat Ramadan dan Idulfitri] karena memang kondisi supply yang baik," pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah Dadang Hardiwan, menyampaikan bahwa tingginya permintaan barang kebutuhan pokok pada momen Ramadan dan Idulfitri telah mengerek laju harga makanan, minuman, dan tembakau di Jawa Tengah. Selain kelompok pengeluaran itu, ongkos transportasi juga menjadi penyumbang terbesar inflasi pada bulan April 2023 lalu.

"Ada fenomena terkait kenaikan transportasi pada saat mudik Lebaran, seperti tarif kereta api, tarif travel, serta tarif angkutan antar kota," jelasnya dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (2/5/2023).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper