Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Kabupaten Boyolali berupaya buat menggenjot produktivitas sektor usaha peternakan. Wilayah yang sudah demikian akrab dengan industri sapi perah itu bakal mengembangkan kawasan peternakan sapi terpadu yang melibatkan peternak, pelaku industri, hingga masyarakat sekitar.
Purnawan Raharjo, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Boyolali, menjelaskan bahwa proyek pengembangan kawasan peternakan sapi terpadu tersebut telah diikutkan dalam program Koridor Ekonomi, Perdagangan, Investasi, dan Pariwisata Jawa Tengah (Keris Jateng) yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah.
"Potensi peternakan sapi perah ini memang sangat bagus dikembangkan di Boyolali, khususnya di beberapa kecamatan. Konsep proposal ini nantinya tidak hanya peternakan saja, tapi industri pengolahan susunya sekalian. Karena Boyolali ini sudah menjadi supplier susu hingga Jawa Barat, untuk konsumsi lokal ini malah kecil, lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan industri," jelas Purnawan saat dihubungi Bisnis pada Senin (12/6/2023) sore.
Rencananya, proyek tersebut bakal dikembangkan di atas lahan seluas delapan hektare. Lokasinya berada di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel. Purnawan menjelaskan, saat ini, di wilayah tersebut sudah berdiri beberapa usaha milik masyarakat yang bergerak pada sektor agro. Misalnya saja perkebunan kopi, perkebunan jahe, hingga desa wisata.
"Kami tinggal menyambungkannya ke dalam satu konsep investasi," jelasnya. Proyek kawasan peternakan sapi terpadu itu disebut sejalan dengan visi Bupati Boyolali yang ingin mengembangkan sektor usaha peternakan yang sudah menjadi identitas daerah.
"Harapannya, biaya produksi untuk industri susu bisa ditekan. Karena fasilitas produksi yang terlalu jauh dengan lokasi peternakan akan memakan ongkos transportasi yang tinggi. Semisal biaya tersebut bisa dipangkas, harga susu di tingkat peternak ini bisa dinaikkan. Ini juga akan mendorong peternak-peternak baru di Boyolali," jelas Purnawan.
Baca Juga
Selain investasi pada sektor agroindustri, Purnawan menambahkan bahwa Kabupaten Boyolali masih membuka pintunya lebar-lebar bagi investor di sektor industri manufaktur. Wilayah utara yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga memang bakal difokuskan buat sektor agroindustri.
Namun demikian, diharapkan kawasan sebelah selatan Kabupaten Boyolali bisa menjadi magnet tersendiri buat industri manufaktur.
"Selama ini investasi di Boyolali masih banyak masuk. Penawaran terhadap investor tetap kami lakukan, ini penting bagi kami. Dari tahun ke tahun, realisasi investasi bisa meningkat. Harapannya, ini bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan. Ini sudah menjadi komitmen kami," jelas Purnawan.
Sebagai informasi, DPMPTSP Kabupaten Boyolali mencatat realisasi investasi pada 2021 berada di kisaran Rp1,9 triliun. Pada 2022, realisasinya mencapai Rp3,1 triliun lantaran masuknya proyek pembangunan jalan Tol Solo-Yogyakarta. Sementara itu, hingga Kuartal I/2023, realisasi investasi di Kabupaten Boyolali sudah berada di kisaran Rp599 miliar.