Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Solar Panel Asal AS Tanamkan Investasi Rp7,5 Triliun di KITB

Investasi tersebut digunakan untuk sewa lahan seluas 41 ha yang akan digunakan untuk pembangunan fasilitas produksi sel surya 5GW dan fasilitas manufaktur modul
Penandatanganan Pre-Cooperation Agreement antara PT KITB dengan PT SEG-ATW Solar Manufaktur Indonesia (SASMI), anak usaha SEG Solar Inc. pada hari Jumat (26/6/2023) di Washington DC. /Foto: Istimewa
Penandatanganan Pre-Cooperation Agreement antara PT KITB dengan PT SEG-ATW Solar Manufaktur Indonesia (SASMI), anak usaha SEG Solar Inc. pada hari Jumat (26/6/2023) di Washington DC. /Foto: Istimewa

Bisnis.com, SEMARANG — SEG Solar Inc, perusahaan solar panel asal Amerika Serikat, menanamkan investasi senilai US$500 juta atau setara dengan Rp7,5 triliun di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).

Investasi tersebut digunakan untuk sewa lahan seluas 41 ha yang akan digunakan untuk pembangunan fasilitas produksi sel surya 5GW dan fasilitas manufaktur modul surya 3GW. SEG Solar Inc akan masuk di lahan fase 2 KITB bersama ATW Group yang merupakan mitra perusahaan AS tersebut di Indonesia.

Kesepakatan penanaman investasi tersebut diteken pada Jumat, (23/6/2023) dalam acara Pre-Cooperation Agreement antara SEG Solar Inc bersama ATW Group dengan KITB yang turut disaksikan oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Amerika Serikat Rosan Perkasa Roeslani.

Pre-Cooperation Agreement tersebut ditanda tangani oleh Direktur Utama KITB Ngurah Wirawan, CEO SEG Solar Inc Jim Wood, Founder ATW Group Antonius Weno, dan Direktur ATW Group Victor Samuel di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat di Washington DC, Amerika Serikat.

Sebelumnya, telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman/memorandum of understanding (MoU) kerja sama antara PT KITB dengan PT ATW Investasi Selaras mewakili SEG Solar Inc di event Hannover Messe pada April 2023 yang lalu.

Dalam kesempatan tersebut, CEO SEG Jim Wood menyampaikan alasan memilih Indonesia sebagai lokasi investasi besar ini. “Kami melakukan evaluasi menyeluruh terhadap berbagai faktor, dan Indonesia muncul sebagai destinasi ideal untuk investasi asing. Negara ini menawarkan lingkungan yang mendukung dengan kebijakan yang menguntungkan, manfaat perpajakan, dan sumber daya yang melimpah,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (27/6/2023).

Direktur Utama KITB, Ngurah Wirawan, berharap kemitraan dengan SEG dapat membawa lebih banyak produksi energi terbarukan ke Indonesia. Keputusan strategis memilih SEG untuk beroperasi di Indonesia telah memperkuat komitmen KITB untuk memenuhi permintaan energi surya dan kemandirian energi yang terus meningkat.

“Ini merupakan kolaborasi win-win, yang akan memastikan pasokan bahan inti yang stabil dan hemat biaya untuk modul surya SEG dan menciptakan lapangan kerja bagi ekonomi lokal di Indonesia,” ujarnya.

Langkah tersebut, menurut Ngurah, selaras dengan upaya pemerintah Indonesia yang sedang menargetkan Net Zero Emission melalui percepatan pembangunan industri panel surya untuk pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.

Kehadiran SEG Solar Inc menjadi pengaruh besar dalam mempercepat implementasi energi terbarukan di Indonesia. Bonusnya, kehadiran SEG Solar Inc juga turut mengundang persiapan bagi para warga kabupaten Batang untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja, karena SEG Solar Inc akan membutuhkan tenaga kerja sebanyak 2.000

Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) menawarkan total lahan kawasan industri seluas 4.300 ha yang terbagi menjadi 3 cluster. Saat ini KITB fokus pada pengembangan cluster 1 seluas 3.100 Ha. Fase 1 pada cluster 1 seluas 450 Ha kini sudah penuh diisi oleh 12 tenant industri dan akan siap operasional pada akhir tahun 2023.

To be a smart, integrated, and sustainable industrial city for the success of Indonesia’s economic growth merupakan visi yang membawa KITB kepada konsep hijau, ramah lingkungan, dan merupakan kawasan industri yang terintegrasi dengan perumahan buruh, akses pendidikan, kesehatan, kebutuhan gaya hidup, utilitas industri yang memadai, serta adanya rantai suplai antarpabrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : press release

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler