Bisnis.com, SLEMAN — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) menyiapkan beragam program pengembangan masyarakat agar memberikan dampak positif yang lebih berkelanjutan.
Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Ricky Rahmat Firdaus, mengatakan bahwa selama beroperasi di wilayah Sumbagut, SKK Migas telah menyelenggarakan sejumlah program pengembangan masyarakat (PPM) di lima provinsi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi masing-masing wilayah.
Pengembangan UMKM menjadi salah satu materi PPM yang dilakukan di wilayah Sumbagut. Masyarakat difasilitasi pengembangan batik, kerajinan, hingga kuliner sesuai dengan potensinya.
"Di mulai dari Provinsi Aceh, kegiatan-kegiatan pemberdayaan ibu-ibu masyarakat Tempatan, ada kegiatan UMKM dan kegiatan pengembangan kuliner. Di daerah lain juga ada program serupa untuk membina masyarakat agar bisa lebih maju," ujarnya dalam acara Forum TJS/PPM Industri Hulu Migas 2023 di Yogyakarta, Rabu (15/11/2023).
Di Riau, PPM yang dikembangkan SKK Migas dan KKKS Wilayah Sumbagut adalah desa wisata. Salah satu program unggulan di desa wisata tersebut adalah pengembangan kerajinan Batik Melayu di Desa Dayun.
Sementara itu, di Kepulauan Riau, program yang dikembangkan adalah pembinaan para nelayan. Kegiatan konkret yang dilakukan di antaranya adalah pengolahan ikan kerapu dan rehabilitasi mangrove.
Pembina Forum CSR Indonesia, GKR Mangkubumi yang hadir dalam Forum TJS/PPM Industri Hulu Migas 2023 menilai PPM yang dioperasikan SKK Migas dan KKKS Wilayah Sumbagut terbilang sudah baik. "Di SKK Migas tentunya sudah banyak sekali CSR yang sudah bagus dalam hal pengembangannya. Bersama-sama membangun masyarakat di wilayah sekitar," ungkapnya.
Ia mewanti-wanti agar penyaluran PPM tidak hanya diberikan dalam bentuk uang, namun sebaiknya dibuatkan program untuk mendorong kemandirian masyarakat.
Senada dengan Mangkubumi, Ketua Panitia Forum TJS /PPM, Industri Hulu Migas 2023, Andri Kristianto menggaungkan pentingnya perusahaan agar ini tidak memberikan CSR begitu saja layaknya sedekah. Hal itu berbeda dengan semangat PPM yang ingin mengembangkan masyarakat menjadi mandiri dan ya bisa berlangsung lama, tidak hanya sesaat.
"Jadi [PPM] suatu hal yang dipandang penting manajemen, sebagai sesuatu hal yang berdampingan yang tidak bisa dikesampingkan," tandasnya.