Bisnis.com, SEMARANG – PT Bank BRI Syariah Cabang Semarang akan menggenjot pembiayaan di sektor UMKM, konsumer, dan komersial untuk memacu pertumbuhan penyaluran dana tahun ini.
Pipit Sri Rejeki, Pemimpin Bank BRI Syariah Cabang Semarang, mengatakan hingga akhir tahun ini pihaknya menyasar target pembiayaan hingga lebih dari 500 miliar. Adapun posisi pembiayaan hingga Desember tahun lalu mencapai Rp385 miliar.
Jumlah tersebut berasal dari wilayah kerja yang meliputi kawasan Majapahit, Weleri, Ungaran, Purwoadi, Demak, Kudus hingga Pati. Dia merinci, dari total pembiayaan tahun lalu sekitar Rp144 miliar disumbangkan dari sektor UMKM.
Sektor ritel berkontribusi sekitar Rp65 miliar, linkage Rp81 miliar, komersial Rp17 miliar, dan konsumer Rp75 miliar. Hingga Maret 2017, posisi dana pembiayaan sudah mencapai hampir Rp400 miliar.
“Kami memang mengarah ke UMKM sejalan dengan pengembangan pemerintah. Tahun ini target pembiayaan lebih dari 500 miliar untuk mencapai target harus memperbesar penyaluran di sektor komersial, dan consumer,” katanya, Rabu (10/5/2017).
Di sektor komersial pasar yang akan dibidik diantaranya perusahaan pengembang besar. Pasar tersebut cukup menggiurkan karena tak terlepas dari pembangunan di beberapa kawasan di Jawa Tengah. Selain itu pihaknya pun akan menyasar sektor industri pengolahan.
Seperti diketahui, indutri pengolahan banyak terdapat di Jawa Tengah bagian utara seperti Demak, Pati, hingga Kudus. Terlebih, industri pengolahan saat ini masih menjadi tulang punggung utama PDRB Jawa Tengah yang persentasenya mencapai kisaran 34%.
Sementara itu di sektor konsumer pihaknya ingin memperbesar porsi pembiayaan bagi nasabah yang ingin membeli rumah bersubsidi. Hingga Desember tahun lalu penyaluran pembiayaan untuk rumah bersubsidi di atas Rp15 miliar dari total KPR Rp50 miliar.
Terdorong oleh program sejuta rumah dari pemerintah pusat, pembiayaan rumah bersubsidi oleh pihaknya dengan nilai tertinggi dicapai pada 2016 dan diproyeksikan berlanjut tahun ini dengan taksiran pertumbuhan hingga 30%.
Pipit menyebut, hingga akhir tahun sudah ada 500 unit rumah yang siap memperoleh penyaluran dana dari pihaknya. Adapun untuk target penghimpunan dana pihak ketiga hingga akhir tahun ini diharapkan mencapai sekitar Rp450 miliar.
Hingga Desember 2016 dana pihak ketiga yang dihimpun pihaknya sudah mencapai Rp328 miliar dan hingga Maret 2017 sudah bertambah Rp20 miliar.
Menurutnya, di kawasan Jawa Tengah pertumbuhan dana pihak ketiga lebih besar dibandingkan dengan penyaluran pembiayaan. Hal tersebut dikarenakan nasabah pembiayaan menunggu momentum pertumbuhan ekonomi.
“Nasabah pembiayaan menunggu proyek pembangunan pemerintah berjalan,” ujarnya. Dia menambahkan untuk meraih pertumbuhan dalam menghimpun dana pihak ketiga pihaknya bekerja sama dengan instansi pendidikan dan yayasan.