Bisnis.com, KLATEN—Bukit ini sebenarnya bernama Bukit Semangu. Posisinya berada di atas objek wisata watu prahu, sebuah batu mbesar menyerupai perahu yang menelungkup di Desa Gunung Gajah, Kecamatan Bayat, Klaten.
Oleh warga setempat, bukit milik Perhutani itu dikelola untuk wisata dengan branding Bukit Cinta.
"Saya penasaran lalu mampir ke sini sekalian main ke tempat Eyang di Klaten," kata Tri Susilo pria asal Madiun, saat ditemui di puncak Bukit Cinta, Selasa (30/5). Ia mengetahui soal Bukit Cinta dari foto di Instagram.
Rasa lelah mendaki bukit terbayar sudah saat menikmati pemandangan Kota Klaten dari puncak bukit. Sesekali, istrinya mengajak foto bersama atau diambilkan foto untuknya sendirian.
"Kalau bisa ditambah lagi objek untuk fotonya dengan tema-tema tertentu. Sekarang kan baru beberapa saja," harap Tri.
Tiket Rp2.000 dikenakan di objek wisata yang baru dibuka 1,5 bulan lalu ini. Dalam sehari setidaknya ada 500 pengunjung dari Soloraya dan kota lain seperti Semarang, Jogja, dan lainnya.
"Momen favorit di sini adalah saat matahari terbit dan matahari tenggelam. Kedua momen paling banyak pengunjungnya," ujar Yoyok Kartiko Cahyono, Lurah Gunung Gajah.
Banyak manfaat yang dinikmati desa dari dibukanya Bukit Cinta mulai dari peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
"Dulu, orang enggak tahu Gunung Gajah. Sekarang orang berdatangan dari berbagai daerah untuk menikmati Bukit Cinta," ujar Yoyok.
"Khusus Lebaran kami menargetkan 3.000 - 4.000 pengunjung per hari," tutur dia.
Objek wisata itu dikelola sepenuhnya oleh Karang Taruna Desa Gunung Gajah. Semua elemen masyarakat terlibat mulai dari parkir, loket, hingga penjagaan.
.jpg?w=300&h=221)
