Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mebel Jogja Masih Garap Pasar Domestik

Para pengusaha mebel di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tergabung dalam Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia DIY masih memprioritaskan penjualan di pasar domestik.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, YOGYAKARTA--Para pengusaha mebel di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tergabung dalam Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia DIY masih memprioritaskan penjualan di pasar domestik.

"Prioritas itu mengingat pasar ekspor yang masih lesu serta peluang pasar domestik yang masih besar," kata anggota Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) DIY Endro Wardoyo, Jumat (9/6/2017).

Menurut dia, saat ini pengusaha kerajinan atau pengusaha lokal yang membidik pasar domestik dan pasar ekspor memiliki perbandingan 60:40.

Ia menilai potensi pasar Indonesia bukan hanya menjadi target pengusaha mebel lokal, melainkan juga menjadi sasaran pengusaha atau produsen mebel mancanegara.

"Produsen mebel dan kerajinan asing sadar betul bahwa 250 juta penduduk Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial," kata Endro.

Meski demikian, ia mengakui, secara umum prospek ekspor mebel dan kerajinan Indonesia di pasar Amerika Serikat maupun Eropa masih memiliki harapan.

Hal itu terlihat dari tingginya transaksi pada ajang pameran Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (Jiffina) yang digelar pada 13-16 Maret 2017 yang mencapai 78 juta dolar AS.

Untuk meningkatkan penjualan produksi pengusaha mebel di pasar lokal, ia berharap Pemerintah pusat maupun daerah menerbitkan regulasi tentang perlindungan produk lokal untuk mengontrol dominasi produk asing di pasar lokal.

Regulasi perlindungan produk lokal, kata dia, antara lain dapat diwujudkan dengan mewajibkan penggunaan unsur bahan mebel atau kerajinan lokal pada perkantoran, mal, hotel, serta apartemen yang berdiri di Indonesia dengan porsi 60 persen.

Menurut Endro, kebijakan proteksi itu perlu segera dilakukan mangingat berbagai produk mebel maupun kerajinan impor berekspansi cukup pesat di pasar nasional. Utamanya produk-produk furnitur dari Tiongkok, Thailand, hingga Malaysia.

"Diharapkan ada proteksi produk lokal baik melalui peraturan presiden (perpres) atau peraturan daerah (perda)," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor : News Editor
Sumber : Antara

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper