Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Bandara Kulon Progo, Proyek Hunian Relokasi Sudah 40%

Realisasi pembangunan hunian relokasi bagi warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, baru mencapai 40% atau sekitar 80-90 unit dari 173 unit rumah.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, KULON PROGO – Realisasi pembangunan hunian relokasi bagi warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, baru mencapai 40% atau sekitar 80-90 unit dari 173 unit rumah.

"Data dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman [DPUPKP], bangunan rumah relokasi yang sudah selesai dibangun warga baru kisaran 40%," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Sekretariat Daerah Kulon Progo Triyono, Rabu (6/9/2017).

Ia mengatakan lambatnya proses pembangunan relokasi tersebut karena masalah ketersediaan tukang dan tenaga bangunan yang kurang mencukupi.

Jumlah tukang relatif terbatas karena pekerjaan dilakukan berbarengan di semua tempat. Sehingga, dalam praktiknya, kadang pendamping warga juga harus memprioritaskan penyelesaian satu rumah dulu apabila ada anak dan orangtua atau kakak dan adik yang sama-sama bangun rumah relokasi.

Triyono mengakui PT AP I sebetulnya sudah meminta warga segera pindah dari lahan yang sudah terakuisisi melalui pembebasan lahan proyek tersebut. Pada rapat koordinasi pembangunan bandara di Kepatihan, Senin (4/9), persoalan ini juga kembali dipertanyakan.

Hal ini dikarenakan kontrak kerja pendamping warga untuk pembangunan relokasi itu sudah akan berakhir sekitar 10 September ini. Dikhawatirkan nasib warga nantinya akan terkatung-katung dalam menyiapkan huniannya.

"Harapan kami dulu, begitu kontrak pendamping itu habis, rumah relokasi juga selesai tapi ternyata masih ada yang ketinggalan. Mudah-mudahan tidak terlalu mengganggu," katanya.

Koordinator Kelompok Pemukim VI Lahan Relokasi Palihan, Susilo mengatakan progres pembangunan rumah sejauh ini baru sekitar 60-70% saja. Beberapa rumah belum dilakukan finishing dan belum siap ditempati pemiliknya.

"Kami menyayangkan belum dibangunnya bidang jalan dan drainase di lokasi perumahan tersebut yang dikhawatirkan bisa menyusahkan warga ketika musim hujan tiba," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Writer
Editor : News Editor
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper