Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepuluh Kambing Mati dengan Luka di Leher dan Perut

Teror terhadap ternak milik warga Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus kembali mengancam. Minggu (10/9), sepuluh kambing milik warga Dusun Sureng II dan Danggolo mati dengan luka di bagian leher dan perut.
Sejumlah anak-anak melihat kambing-kambing mati karena serangan hewan misterius di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Minggu (10/9).
Sejumlah anak-anak melihat kambing-kambing mati karena serangan hewan misterius di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Minggu (10/9).

Bisnis.com, GUNUNG KIDUL–Teror terhadap ternak milik warga Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus kembali mengancam. Minggu (10/9), sepuluh kambing milik warga Dusun Sureng II dan Danggolo mati dengan luka di bagian leher dan perut.

Kepala Dusun Danggolo, Desa Purwodadi, Iwan Alamsyah membenarkan di wilayahnya kembali terjadi serangan terhadap kambing milik warga. Kali ini, tujuh kambing milik Sakim mati secara mengenaskan dengan luka di bagian leher dan perut.
“Serangan ini menambah daftar kambing mati secara misterius di wilayah kami,” kata Iwan kepada JIBI, Minggu (10/9/2017).

Menurut dia, serangan itu terjadi karena kambing-kambing itu dipelihara di sekitar Hutan Kerukan dan tidak dibawa pulang ke rumah. Bahkan, lanjut Iwan, serangan tidak hanya terjadi pada kambing milik Sakim, namun juga menyerang milik Munanto.
“Lokasi kadang keduanya berada di satu lokasi. Total serangan tadi malam [kemarin] ada sepuluh kambing yang mati,” ungkapnya.

Menurut dia, untuk mengantisipasi serangan, para pemilik mengelilingi kandang dengan pagar setinggi dua meter. Namun kenyataannya, ancaman belum sepenuhnya hilang.

“Yang membuat kami heran di sekitar lokasi ada telapak kaki yang ukurannya besar. Jika dilihat, sepertinya itu bukan milik anjing sehingga membuat kami bingung penyebab matinya kambing-kambing itu,” tuturnya.

Meski masih penasaran dengan serangan tersebut, namun Iwan menyimpulkan bahwa serangan yang terjadi selama ini ada kesamaan. Hal itu terlihar dari ciri fisik kambing yang mati dengan luka di bagian leher dan perut.

“Tidak sampai dimakan karena kambing dibiarkan mati begitu saja,” imbuhnya.

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Seksi Pemerintahan Desa Purwodadi Suyanto. Menurut dia, penyebab serangan masih menjadi misterius karena tidak ada yang tahu peristiwanya secara pasti.

“Di sekitar kandang sudah dibuat pagar tinggi, tapi tetap ada serangan. Anehnya lagi, kondisi pagar tidak rusak dan hanya lubang dengan diameter kecil dan sangat sulit untuk masuk anjing atau yang sejenis,” katanya.

Adanya sepuluh kambing yang mati ini menambah korban ternak mati. Total hingga saat ini sudah ada 37 kambing milik warga yang mati secara misterius. “Sebenarnya kami sudah mulai melakukan perburuan di sekitar lokasi yang menjadi sasaran, tapi selama ini belum pernah menemukan apapun,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Suseno Budi mengakui serangan hewan liar ini terus berulang setiap tahunnya. Wilayah pesisir menjadi titik utama serangan. Tahun lalu, paling banyak ditemui di sekitar kecamatan Panggang dan Purwosari, sedang untuk sekarang terjadi di wilayah Tepus.

“Kemungkinan besar kambing mati karena anjiing hutan yang sudah kehabisan stok makanan sehingga menyerang ternak warga,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper