Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pangsa Pasar Kredit UKM Solo Lampaui Jateng

Pertumbuhan ekonomi kreatif di Solo sangat positif yang terlihat dari indikator penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal ini mengingat kebanyakan pelaku industri kreatif merupakan UMKM.
Ilustrasi./Antara
Ilustrasi./Antara

Bisnis.com, SOLO—Pertumbuhan ekonomi kreatif di Solo sangat positif yang terlihat dari indikator penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal ini mengingat kebanyakan pelaku industri kreatif merupakan UMKM.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Bandoe Widiarto, menyampaikan industri kreatif sangat dekat dengan UMKM karena produk kreatif yang dimunculkan biasanya bersifat lokal. Pengaruhnya pun bagus untuk perekonomian karena mampu menyerap tenaga kerja dan biasanya biaya produk rendah sehingga harga mampu bersaing.

Namun diakuinya ada beberapa produk yang bahannya dari impor, seperti tumang. Fasilitas KITE (kemudahan impor tujuan ekspor) pun sangat membantu meningkatkan daya saing di perdagangan global. Secara umum, industri kreatif yang banyak berkembang di Soloraya saat ini adalah batik, handicraft, mebel, dan kuliner. Meski begitu, masih banyak potensi yang bisa dikembangkan.

“Pertumbuhan ekonomi kreatif di Soloraya sangat bagus yang terlihat dari terus tumbuhnya kredit UMKM. Market share kredit UMKM di Soloraya mencapai 31,46% atau senilai Rp24,2 triliun hingga Juni, lebih tinggi dari Jateng yang hanya 16,53%,” ungkapnya saat dihubungi JIBI, Minggu (10/9/2016).

Sektor perdagangan besar dan eceran masih mendominasi penyaluran kredit UMKM (62,44%), disusul industri pengolahan 14,45%, serta pertanian dan kehutanan sebanyak 3,14%.

Penyaluran kredit UMKM ini paling banyak dilakukan di Solo, yakni 22,96% dengan pertumbuhan 5,79%. Pertumbuhan penyaluran paling banyak di Karanganyar, yakni 15,6% tapi market share kredit UMKM hanya 13,78% dari seluruh kredit UMKM yang disalurkan di Soloraya.

Menurut dia, permodalan bagi UMKM di Soloraya tidak terlalu sulit karena banyak skema yang ditawarkan, seperti kredit usaha rakyat (KUR) maupun produk perbankan seperti mitra 25 milik Bank Jateng.

Selain itu, mitigasi risiko kredit untuk industri kreatif lebih kecil jika dibandingkan dengan pertanian maupun peternakan sehingga perbankan lebih percaya. Perbankan pun telah melakukan jemput bola dengan mengunjungi langsung sentra industri untuk menawarkan produk pembiayaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper