Bisnis.com, SEMARANG – PT Humpuss Patragas mengajukan permohonan untuk mengaktifkan kilang perusahaan yang ada di komplek Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas (PPSDM Migas) di Cepu, Jawa Tengah.
Head of Training and Infrastructure Division PPSDM Migas Henk Subekti mengatakan sejatinya kilang ini telah rampung dibangun pada 1998 lalu. Jika sesuai rencanan kilang ini akan diserahkan ke negara setelah beroperasi selama 25 tahun atau pada 2023 mendatang.
Akan tetapi semenjak instalasi selesai dikerjakan, kilang berkapasitas 10.000 barel per hari ini tidak kunjung diaktifkan. Dalam desain awalnya, kilang ini disiapkan untuk minyak dari lapangan Alas Dara Kemuning.
Namun, dalam permohonan pengaktifan kilang ini, Humpuss mengajukan untuk mengolah minyak dari lapangan Banyu Urip. Saat ini keputusan persetujuan kilang Humpuss berada di tangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
“PPSDM Migas juga memiliki kilang dengan kapasitas pengolahan 3.800 barel perhari,” kata Henk, Selasa (26/9/2017).
Meski begitu, Henk mengatakan kapasitas ini tidak beroperasi penuh. Saat ini perusahaan hanya mengolah rata-rata 200 barel perhari. Penyebabnya pailitnya PT Geo Cepu Indonesia (GCI) yang sebelumnya memasok minyak ke kilang peninggalan era Belanda ini.
Sebelum GCI pailit, kilang ini mengolah minyak rata-rata 1.800 barel perhari dengan produksi solar, pertasol hingga residu. “Saat ini sudah ada surat dari menteri ESDM agar Pertamina menambah pasokan dan kilang beroperasi penuh. Kami siap,” katanya.
Lebih lanjut dia menambahkan, saat ini pihak PPSDM Migas juga tengah melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) untuk membangun kilang mini LNG. Kilang ini direncanakan memiliki kapasitas 5 MMSCF – 10 MMSCF. “Targetnya FS rampung akhir 2017,” ujarnya menjelaskan.
Sementara itu, PT Blora Patra Energi (BPE) mencatat dari dua lapangan sumur tua yang dipercayakan Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, yakni lapangan Ledok dan Banyuasin. Dari kedua lapangan ini perusahaan memproduksi minyak mentah 165 barel -175 barel per hari.
Produksi ini masih mungkin ditingkatkan mengingat belum seluruh sumur yang ada di dalam kontrak dilakukan penambangan. “Di Ledok dari 196 sumur yang berproduksi berkisar 100 sumur,” kata Direktur Utama PT BPE Christian Prasetya.
Dia mengatakan saat ini sumur yang dikelola perusahaan memiliki berbagai karakteristik penambangan. Terdapat sumur yang masih dapat ditambang setiap hari, akan tetapi juga terdapat sumur yang baru dapat ditambang setelah beberapa pekan.