Bisnis.com, SEMARANG – Axa Indonesia menggandeng Universitas Gadjah Mada untuk mempopulerkan profesi aktuaris ke kelangan siswa SMA. Perusahaan juga menyediakan beasiswa penuh untuk dapat kuliah di UGM terkait aktuaria.
Upaya ini dilakukan dengan menggelar roadshow ke Yogyakarta, Medan, Surakarta, Padang, Jakarta, Pekanbaru, Semarang dan Denpasar. Dengan program ini diharapkan lebih dari 2.000 siswa memahami profesi aktuaris dan mempertimbangkan jurusan ini sebagai profesi yang layak di pilih di masa depan. Di Semarang, pengenalan profesi ini diselenggarakan di SMA Negeri 3 Semarang.
Chief Corporate Affairs Officer Axa Indonesia Benny Waworuntu mengatakan pihaknya mendorong hadirnya lebih banyak aktuaris dalam industi keuangan non bank karena besarnya kebutuhan akan profesi ini di dalam industri.
“Program ini untuk bisa menyemangati siswa memilih jurusan aktuaris ketika melanjutkan pendidikan,” kata Benny di Semarang, Kamis (19/10/2017).
Dia mengatakan program ini juga sejalan dengan gerakan yang dicanangkan oleh OJK untuk menambah sebanyak mungkin aktuaris ke dalam industri keuangan nonbank (IKNB). Apalagi jumlah aktuaris saat ini sangat minim yakni berkisar 400 aktuaris.
Director of Operations Axa Mandiri Financial Services Ni Nyoman Trisnasari mengatakan selain pengenalan profesi aktuaris ke kalangan siswa, pihaknya juga membuka program pemagangan untuk mahasiswa aktuaris di lingkungan Axa Indonesia.
Selain itu, untuk memperkuat pengembangan pihaknya juga menyediakan pertukaran pengetahuan antara ahli aktuaris dengan mendorong mereka langsung mengajar ke universitas sedangkan dosen dari lingkungan universitas diminta menjadi bagian dari aktuaris aksa untuk waktu tertentu.
Dia menambahkan, pihaknya juga menyediakan beasiswa bagi siswa yang tertarik melanjutkan ke pendidikan tinggi bidang aktuaria. Aksa sendiri menyediakan 10 besasiswa penuh untuk jurusan ini bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional (OJK KR) 3 Bambang Kiswono mengatakan tingginya kebutuhan aktuaris di dalam industri harus disikapi serius oleh semua elemen. “Karena kebutuhannya segitu banyak, itu artinya mendesak sekali [untuk dipenuhi],” katanya.
Dia mengatakan dengan sosialisasi yang dilakukan oleh industri dan otoritas, maka ketersediaan aktuaris ini diharapkan semakin cepat dapat dipenuhi.