Bisnis.com, SEMARANG – Banyaknya lahan kering di Provinsi Jawa Tengah mengajak, peran serta masyarakat untuk menangani lahan kritis, yang bisa berpotensi tanah longsor jika terjadi hujan karena di awal bulan Oktober sudah memasuki musim penghujan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jateng Sugeng Riyanto menjelaskan, ada 634.000 hektare lahan kritis yang memerlukan penanganan khusus, terutama untuk penghijauan, sehingga masyarakat di imbau untuk sadar dan tidak melakukan penebangan hutan secara liar.
"Provinsi Jateng memang banyak lahan kritis, namun kami sudah menyiapkan 2,5 juta batang pohon untuk mengangulanginya dengan terus melakukan upaya-upaya agar Provinsi ini dapat hijau kembali, " tuturnya, Jum'at (20/10/2017).
Selama ini, yang dilakukan oleh DLH untuk menangani lahan kritis hanya membagikan bibit pohon, kepada beberapa kelompok tani untuk ditanam kembali setelah lahan digunakan sebagai lahan pertanian.
Alih fungsi lahan, yang semula merupakan resapan air dan diubah menjadi lahan pertanian, juga menjadi penyebab banyaknya lahan kritis yang berpotensi untuk banjir maupun tanah longsor.
"Di sini kami juga melakukan upaya, penertiban kepada pabrik yang menyalahi aturan, dengan seenaknya membuka jalan masuk ke pabrik tanpa memperhatikan dampak yang akan diterima, nantinya seperti di Kabupaten Banyumas, kita sudah memberikan peringatan satu pabrik yang menyalahi aturan yang di tetapkan mengenali dampak lingkungan, " ungkapnya.
Selain itu DLH juga telah bekerja sama dengan 500 SMA yang ada di Provinsi Jateng mengedukasi pentingnya menanam pohon untuk masa depan, sehingga para siswa dilatih mencintai dan merawat pohon yang mereka tanam.