Bisnis.com, JAKARTA – Pekan lalu obligasi PT Express Transindo Utama Tbk. masih ditransaksikan di pasar sekunder, tetapi dengan harga yang telah terkoreksi sangat dalam, yakni tinggal 19%.
I Made Adi Saputra, fixed income analyst MNC Sekuritas, mengatakan bahwa pada Jumat (20/10) pekan lalu obligasi emiten dengan kode saham TAXI ini masih ditransaksikan.
Obligasi TAXI ditransaksikan sebanyak 2 kali dengan volume Rp290 miliar. Namun, harganya kini tinggal 19,00% dari harga pasar.
"Kekhawatiran investor akan gagal bayarnya obligasi tersebut di tengah memburuknya kinerja keuangan perseroan," kata Made melalui WhatsApp, Senin (23/10/2017) menanggapi pertanyaan Bisnis.com tentang alasan turunnya harga obligasi TAXI.
Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 ini akan jatuh tempo pada 24 Juni 2019 mendatang. Obligasi ini diterbitkan dengan kupon 12,25% per tahun dengan total nilai Rp1 triliun.
Turunnya harga obligasi TAXI terjadi sejak Pefindo menurunkan peringkat surat utang tersebut sebesar 2 notch menjadi idBB+ atau di bawah batas peringkat layak investasi. Alhasil, pergerakan harga obligasi itu tidak lagi mengacu pada harga acuan obligasi negara, tetapi mengikuti mekanisme pasar.
Apalagi, Pefindo memberikan outlook negatif yang mengindikasikan masih terbuka potensi penurunan peringkat lebih lanjut di masa mendatang.
Penurunan peringkat ini erat terkait dengan memburuknya kinerja TAXI. Pada semester pertama tahun ini, pendapatan TAXI turun 57,57% you dari Rp374,06 miliar pada semester pertama tahun lalu menjadi Rp157,72 miliar. Rugi TAXI juga membengkak dari Rp42,89 miliar menjadi Rp133,11 miliar.