Bisnis.com, SEMARANG – Sembilan pembicara berlatar belakang peneliti dan duta besar Internasional memaparkan gagasan tentang fenomena sosial politik dan hubungan internasional kepada ratusan audiensi dalam acara bertajuk International Conference on Indonesian Social and Political Enquiries atau ICISPE.
Konferensi internasional yang diselenggarakan Universitas Diponegoro itu bertajuk ‘Eradicating Inequalities’ yang membahas pentingnya mengembangkan kesetaraan dalam berbagi lini seperti ekonomi kesehatan hak asasi manusia pendidikan dan anak.
Salah satunya Rozasman Hussin dari Unit For Ethnography Reseasrch and Development, University Malaysia Sabah, mengangkat kesetaran ekonomi untuk komunitas miskin serta disusul pembicara lain dengan mengangkat tema di antaranya ras maupun diskriminasi
Terpisah, Perwakikan Kementerian Ketenagakerjaan RI yang diwakili Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PPK dan K3), Sugeng Priyanto, mengatakan jangan ada lagi diskriminasi gender di berbagai lini khususnya pada sektor lapangan kerja.
"Kita ingin ada perlakuan yang sama, baik laki-laki dan perempuan terkait upah dan jabatan," tuturnya Senin (23/10/2017). Menurutnya masih ada fakta perempuan yang digaji lebih kecil dari laki-laki
"Ada faktor sosiologis maupun budaya yang terkait gender, sehingga peran perempuan dalam lapangan kerja belum optimal dan ini kami upayakan untuk mengurangi pemahan seperti itu," ujarnya.
Konferensi itu menghadirkan pembicara kunci yakni Leonard C. Sebastian dari Indonesia Programme, juga S. Rajaratnam School of International Studies dari Nanyang Technological University; serta anggota MPR.
Selain itu pembicara lainnya seperti Duta Besar Hungaria Judit Pach, Direktor Pusat Diplomasi Publik Kedutaan Jepan Ryo Nakamura, peneliti dari Universitas Malaysia, juga ilmuwan dari Ohio University Amerika Serikat Gene Ammarel.