Bisnis.com, KLATEN—Warga Dukuh Ringinharjo, Desa Plawikan, Jogonalan, Klaten menolak rencana pembangunan Hotel Srikandi di Jl. Solo-Jogja, timur Mapolsek Jogonalan. Warga menilai pembangunan hotel menimbulkan dampak sosial dan lingkungan.
Budi Prawoto, Ketua RW 003, Dukuh Ringinrejo, Desa Plawikan, menceritakan rencana pembangunan hotel diterimanya Januari lalu melalui manajemen hotel. Ia lalu menggelar pertemuan bersama warga menyikapi rencana itu.
"Ada salah satu warga pensiunan polisi dari kalangan sipil menolak karena pernah mendapati pasangan tak resmi dalam razia di hotel itu. Seluruh warga lantas sepakat menolak pembangunan hotel," ujar dia, saat ditemui JIBI di rumahnya, Selasa (24/10/2017).
Warga menolak, lanjut Budi, lantaran khawatir timbul efek sosial karena imej hotel dinilai kurang menyenangkan. Tak hanya itu, pengoperasian sumur dalam dikhawatirkan berdampak ke lingkungan khususnya soal air tanah. Persoalan lain adalah peningkatan arus lalu lintas orang karena aktivitas hotel.
Guntur Haryana, staf manajemen Hotel Srikandi, membenarkan soal rencana pendirian hotel itu. Warga di sekitar hotel menyambut baik pembangunan hotel. Warga sempat meminta jalan samping hotel diperlebar supaya akses mudah.
"Kami perlebar jalan itu satu meter sepanjang 25 meter. Total habis Rp3,5 juta kali 25 meter atau senilai Rp87,5 juta. Yang sekarang dilakukan itu bukan pembangunan hotel melainkan pemagaran," terang Guntur, saat ditemui JIBI di kediaman Kepala Desa Plawikan, Lilik Ratnawati, Selasa malam.
Ia mempertanyakan mengapa rencana pembangunan hotel itu ditolak. Padahal, tak jauh dari lokasi, hotel lain bakal dibangun.
Hotel Srikandi memiliki 20 unit hotel di Klaten dan Jogja, 13 di antaranya ada di Klaten.