Bisnis.com, SOLO – Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Soloraya positif, yaitu di kisaran 5,3-5,9% seiring dengan perkembangan ekonomi di Jawa Tengah.
"Angka pertumbuhan ini hampir sama dan diharapkan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Soloraya pada Tahun 2016 yaitu 5,39%," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Solo Bandoe Widiarto di Solo, Rabu (25/10/2017).
Ia memperkirakan untuk pertumbuhan ekonomi saat ini ditopang oleh sektor utama, yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor pertanian, dan sektor konstruksi. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut juga dibarengi dengan inflasi yang terjaga.
Berdasarkan data, inflasi Kota Surakarta pada Juli 2017 tercatat 0,10% month to month (mtm) atau 3,58% year on year (yoy). "Angka ini lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 3,88% [yoy]. Adapun inflasi di kabupaten lainnya di Soloraya juga tercatat rendah dan terjaga," katanya.
Menurut dia, pencapaian tersebut tidak lepas dari berbagai program pengendalian harga yang dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Soloraya. Sebagai apresiasi atas kinerjaitu, katanya, pada 2016 TPID Kota Surakarta memperoleh penghargaan TPID Kota Terinovatif dari Presiden Joko Widodo.
"Disusul dengan penghargaan TPID Berprestasi yang diterima TPID Kabupaten Boyolali pada Tahun 2017," katanya.
Selain pertumbuhan ekonomi dan inflasi, katanya, hal lain yang juga mendapat perhatian penting Bank Indonesia terkait dengan kesejahteraan masyarakat adalah soal pengembangan UMKM.
Bank Indonesia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Soloraya Menguat
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Soloraya positif, yaitu di kisaran 5,3-5,9% seiring dengan perkembangan ekonomi di Jawa Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
7 jam yang lalu