Bisnis.com, SEMARANG – Bengkel EkAuto di bilangan arteri Soekarno-Hatta, Kota Semarang, Kamis (23/11/2017) terlihat padat. Beberapa pegawai tampak sibuk memperbaiki mobil yang rusak. Hari itu terdaftar lebih dari 20 mobil menunggu giliran untuk mendapatkan perbaikan.
Beragam kerusakan dialami mobil-mobil yang memenuhi bengkel. Ada yang pintunya rusak, terlihat penyok di bagian dashboard belakang, lalu ada pula yang rontok bagian kaca depan dan samping. Banyak juga mobil berlumur dempul yang antri menunggu tahap pengecatan.
Area bengkel yang dipadati mobil rusak dan ringsek bukanlah pemandangan baru di Bengkel EkAuto. Hampir setiap hari bengkel-bengkel penuh sesak.
Area Manager Jawa Tengah EkaAuto Peter Widiyatno mengungkapkan hampir setiap hari pihaknya mengurus perbaikan lebih dari 20 mobil rusak. Yang menarik, sebanyak 75% mobil yang ditangani di EkaAuto merupakan pelanggan asuransi.
Meski menangani banyak pelanggan asuransi, menurut Peter, perusahaannya tak membeda-bedakan layanan yang diberikan.
Justru, pelanggan yang datang dengan menggunakan pertanggungan dari asuransi menjadi nilai tambah karena kepesertaannya menunjukkan itikad baik pemilik dalam merawat kendaraan mereka.
Lamanya perbaikan untuk setiap kendaraan berbeda-beda tergantung jenis kerusakan. Namun biasanya, pelayanan yang paling lama diberikan ketika ada kerusakan sedang, dengan estimasi pembenahan enam hari.
“Bagi kami, [yang penting] nasabah puas dengan hasil servis yang diberikan,” kata Peter.
Menurut Peter, dibanding pelanggan umum, biasanya pihak bengkel akan memberi poin plus kepada pelanggan pengguna asuransi. Alasannya, pelanggan yang merupakan pemegang asuransi telah membayar premi asuransi kendaraan di muka.
Dengan begitu, ketika yang bersangkutan terkena musibah kecelakaan maupun kerusakan yang ditanggung, maka pelayanan dari bengkel mitra asuransi harus sempurna.
Untuk meningkatkan layanan pada pemegang asuransi, bengkel EkAuto juga tak segan untuk menambah fasilitas perawatan kendaraan, misalnya menambah unit ruang oven.
“Kami siapkan prasarana khusus seperti ruang oven hingga dua buah. Selain memberikan hasil yang sama dengan warna asli kendaraan, juga mempercepat pengerjaan,” kata dia.
Pihaknya juga mendukung kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah. Pelayanan tersebut diberikan dengan dukungan mempermudah pengajuan klaim ke asuransi. Setelah dilakukan pengambilan foto sebagai bukti kerusakan, nasabah dapat membawa kembali unit kendaraan hingga surat perintah kerja ke bengkel diterbitkan perusahaan asuransi.
“Biasanya SPK [surat perintah kerja] ini sangat cepat turunnya, paling lama dua hari,” katanya.
Selain itu, nasabah juga diberi kemudahaan oleh perusahaan asuransi, seperti halnya pendampingan gaya hidup berkendara berbasis aplikasi. Pihak asuransi juga menyediakan dukungan siaga 24 jam, sehingga nasabah asuransi tidak perlu cemas bepergian.
Doni (54 tahun), salah seorang pemilik kendaraan mengaku banyak diuntungkan dengan membeli asuransi kendaraan. Ia tidak perlu khawatir apabila ada kerusakan. Pihaknya juga tak keberatan harus membayar premi tiap bulan, di samping kewajiban juga karena menjamin rasa aman dan nyaman bila sewaktu-waktu kendaraannya butuh perbaikan.
"Makanya saya enggak mau asal memilih asuransi. Harus dari perusahaan tepercaya biar urusan jadi lebih mudah, terutama soal klaim," ujar Doni.
Kepala Asuransi Astra Buana Cabang Yogyakarta-Solo-Semarang Eddi Arthono mengamini kebutuhan nasabah untuk mendapatkan kemudahan. Dia mengatakan aktivitas nasabah yang tinggi membuat perusahaan asuransi harus berbenah diri.
Tidak lagi mengandalkan kerja sama dengan diler mobil atau perusahaan pembiayaan akan tetapi juga meningkatkan kepercayaan konsumen untuk datang sendiri mencari perusahaan asuransi.
Eddi mengatakan sebagai perusahaan asuransi, hal yang paling utama dan mutlak dilakukan perusahaan asuransi adalah kepatuhan dan ketepatan waktu dalam membayar klaim. “Kalau tidak, pasti akan ditinggalkan nasabah,” katanya.
Pelayanan klaim pun juga harus didukung dengan layanan yang baik dan cepat. Untuk itu, kata dia, perusahaan asuransi harus terus meningkatkan inovasi baik dalam layanan, produk-produk, termasuk mengerti kebutuhan zaman dengan menggarap digital.
“Sehingga kami menjadi partner gaya hidup pelanggan,” katanya.
Direktur Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Regional 3 Indra Yuheri, mengatakan saat ini asuransi semakin menjadi kebutuhan masyarakat. Ini terlihat dari grafik pertumbuhan industri keuangan di Jawa Tengah di mana asuransi tumbuh hingga 20% lebih. Padahal sektor lain seperti perbankan maupun jasa keuangan lainnya hanya tumbuh belasan persen pada tahun ini.
Meski tumbuh dan semakin menjadi kebutuhan, dia mengakui aset asuransi di Jawa Tengah belum sebesar perbankkan. Akan tetapi, jika industri dapat mempertahankan ritme penetrasi pasarnya, maka asuransi diharapkan dapat mengejar sektor keuangan lainnya.