Bisnis.com, SEMARANG – PT Sido Muncul Tbk., (SIDO) menargetkan memulai persiapan pembangunan museum jamu pada 2018.
Irwan Hidayat, Direktur Sido Muncul mengatakan museum ini akan dibangun di area Pabrik Sido Muncul di Kab. Semarang, Jawa Tengah. Pemilihan lokasi berdekatan dengan pabrik karena setiap bulan pihaknya telah menerima 8.000 kunjungan. Keberadaan museum diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan ke pabrik.
“Tanah kami masih luas. Kami punya 36 hektar. Ini [museum] bukan karena membeli [lahan Taman Djamoe Indonesia( TDI) yang sebelumnya dimiliki] Nyonya Meneer. Museum juga memperkuat pariwisata Jawa Tengah,” kata Irwan di Kantor Bank Indonesia Semarang, akhir pekan lalu.
Irwan mengharapkan dengan keberadaan museum ini, maka kepercayaan masyarakat akan merek SIDO terus meningkat. Kunjungan ke area pabrik juga ditargetkan tumbuh dari 8.000 kunjungan perbulan menjadi 20.000 kunjungan.
Meski begitu, ia belum dapat menegaskan waktu perampungan museum jamu ini. Demikian juga dengan besaran investasi yang harus disediakan perusahaan. Ini dikarenakan tahapan disain baru dimulai pada 2018 mendatang.
Sebelumnya Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI Thomas Lembong mengatakan jawa Tengah memiliki potensi besar dalam pariwisata.
Selain keindahan alam, juga wisata budaya. Dia mengatakan, berdasarkan survei, lebih dari 50% wisatawan kunjungan kesuatu wilayah karena faktor budaya. “Jawa Tengah memiliki ini [kekuatan budaya], ada keraton hingga Borobudur,” katanya.
AKUISISI
Sementara itu, Irwan mengatakan hingga triwulan III/2017 bisnis Jamu yang dijalankan oleh perusahaan keluarga ini masih tumbuh positif. Pihaknya mencatatkan penjualan jamu tumbuh sebesar 7%.
Akan tetapi, jika dilihat secara keseluruhan berdasarkan keterbukaan informasi kepada otoritas Bursa Efek Indonesia, penjualan konsolidasi SIDO di triwulan III/2017 mengalami penurunan sebesar 1,79% (year-on-year).
Pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan mencatatkan pendapatan penjualan Rp1,89 triliun, akan tetapi jumlah saat ini pendapatan menyusut menjadi Rp1,85 triliun.
Meski begitu, penurunan ini diimbangai dengan efisiensi beban pokok penjualan oleh perusahaan. Dalam periode ini beban pokok penjualan turun hingga 8,39%. Sehingga secara keseluruhan, SIDO masih membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp363,61 miliar atau naik 3,31% secara y-o-y.