Bisnis.com, SLEMAN—Produksi pupuk organik "Tani Subur" di Dusun Wonorejo, Sariharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta sampai saat ini belum mampu memenuhi permintaan pupuk dari berbagai daerah di Jawa yang dapat mencapai 300 ton per bulan.
"Sampai saat ini rata-rata per hari kami baru mampu memproduksi pupuk organik kotoran hewan sekitar dua ton, sedangkan permintaan bisa mencapai antara 200 hingga 300 ton per bulan," kata Manajer Kelompok Produksi Pupuk Organik "Tani Subur" Dusun Wonorejo, Tugimin, Senin (3/12/2017).
Menurut dia, untuk memenuhi permintaan dari kelompok tani maupun instansi-instansi terkait di Sleman dan sekitarnya maupun dari Jawa Tengah tersebut pihaknya kemudian membentuk asosiasi pengolah pupuk organik se-Kabupaten Sleman.
"Sudah ada lebih 21 kelompok pengolah pupuk organik di Kabupaten Sleman yang masuk asosiasi. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan permintaan pupuk, kami ambilkan dari anggota asosiasi," katanya.
Ia mengatakan, kelompok produksi pupuk organik "Tani Subur" ini merupakan pengembangan usaha dari kelompok ternak "Ngudi Makmur", untuk memaksimalkan kotoran hewan ternak.
"Kotoran-kotoran sapi dan kambing dari kelompok kemudian diolah menjadi pupuk organik yang juga memiliki nilai ekonomis," katanya.
Tugimin mengatakan, awalnya produksi pupuk organik tersebut hanya digunakan kalangan sendiri. Namun produksi pupuk ternyata terus mengalami peningkatan.
"Produksi pupuk terus mengalami peningkatan, sehingga produk kemudian dipasarkan ke kelompok-kelompok tani di sekitar Kabupaten Sleman," katanya.
Ia mengatakan, pengolahan pupuk yang dirintis sejak 2009 ini sekarang bisa menghasilkan pupuk organik minimal dua ton per hari. Saat ini untuk mendatangkan bahan baku dengan memberdayakan peternak setempat.
"Hampir seluruh bahan baku berasal dari desa dan kecamatan sekitar sini. Di sini bahan baku cukup melimpah. Terlebih jumlah kelompok ternak di Kecamatan Ngaglik mencapai belasan. Namun jika terjadi kelangkaan kami harus mencari dari kecamatan terdekat. Selama ini tidak pernah kehabisan untuk bahan baku kotoran hewan. Kami juga sudah membuat jaringan disetiap kelurahan dan kecamatan untuk bahan baku ini," katanya.