Bisnis.com, SEMARANG - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta tidak menemukan kasus Covid-19 aktif selama beberapa pekan terakhir. Pernyataan itu dikeluarkan berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) yang telah diterapkan di seluruh Puskesmas dan rumah sakit di Kota Yogyakarta.
“Di Kota Yogyakarta, melalui surveilans berbasis indikator dengan SKDR yang ditetapkan di Puskesmas dan Rumah Sakit tidak menemukan Covid-19 sampai dengan Minggu ke-21 Tahun 2025 (18–24 Mei 2025),” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, Kamis (12/6/2025).
Namun demikian, Emma mengungkapkan bahwa pada 26 Mei 2025 lalu, Puskesmas Danurejan I yang menjadi lokasi pemantauan untuk gejala mirip flu atau Influenza Like Illness (ILI), menemukan satu pasien yang diduga terinfeksi Covid-19 dengan tes RT-PCR menunjukkan hasil positif. Setelah kasus tersebut, hingga minggu ke-24 atau pada periode 8–14 Juni 2025, tidak ditemukan lagi kasus Covid-19 baru di Kota Yogyakarta.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta bersama Puskesmas Danurejan I segera melakukan pelacakan dan pemeriksaan terhadap orang-orang yang kontak erat dengan pasien.
Berdasarkan hasil penelusuran, pasien yang terinfeksi diketahui adalah anak berusia 5 tahun berinisial QSA, yang berdomisili di Kabupaten Sleman, meski tercatat dalam Kartu Keluarga milik kakek-neneknya yang tinggal di Kota Yogyakarta.
Pemantauan terhadap keluarga pasien dilakukan selama dua kali masa inkubasi atau selama 14 hari. Hingga 2 Juni 2025, tidak ada anggota keluarga yang menunjukkan gejala Covid-19.
Meskipun tidak lagi berstatus sebagai darurat kesehatan global sejak 5 Mei 2023 sesuai keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pemerintah Kota Yogyakarta tetap menjalankan langkah antisipatif.
Baca Juga
Salah satunya adalah dengan meningkatkan kewaspadaan lintas sektor sejak 5 Juni 2025, mencakup dinas kesehatan, Puskesmas, rumah sakit, PSC 119, serta instansi terkait lainnya. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga menyiapkan berbagai kebutuhan jika terjadi peningkatan kasus.
“Dinas Kesehatan melakukan kesiapan dalam penyediaan reagen dan pembawa spesimen, penyediaan Alat Pengaman Diri (APD) bagi petugas Puskesmas, penyediaan obat dan penunjang perawatan pasien Covid-19,” tambah Emma, dikutip dari siaran pers.
Dari sisi kekebalan tubuh masyarakat, Emma menyampaikan bahwa Kota Yogyakarta tergolong aman. Pasalnya, vaksinasi telah dilakukan lebih dari dua kali dan capaian vaksinasi sudah melebihi 100%.
Berdasarkan survei antibodi nasional tahun 2023, sebanyak 99% penduduk Kota Yogyakarta memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2. Survei tersebut dilakukan terhadap 171 warga yang tersebar di 11 kelurahan.