Bisnis.com, SOLO—Kredit usaha rakyat (KUR) diminati masyarakat kuota penyaluran di sejumlah perbankan telah habis. Tahun depan, plafon KUR pun ditambah menjadi Rp120 triliun dengan suku bunga 7%.
Pemimpin Cabang BRI Solo Sudirman, A. Andy Sulistyo, menyampaikan penyaluran KUR ritel telah mencapai Rp30,842 miliar hingga November. BRI Solo Sudirman hanya menyalurkan KUR ritel dengan nilai Rp25 juta-Rp500 juta karena tidak ada kantor unit. Penyaluran tersebut telah melebihi dari target yang ditetapkan oleh kantor wilayah. Meski begitu, Desember ini penyaluran masih tetap dilakukan.
Tingginya realisasi ini didukung oleh pemasaran yang massif dengan menyasar sentra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) maupun bekerja sama dengan dinas atau pihak terkait untuk melakukan sosialisasi. Hal ini juga didukung permintaan dari pelaku usaha yang cukup tinggi.
“Penyaluran KUR masih tetap bisa dilakukan, sepanjang masyarakat masih membutuhkan. Apalagi kami selalu berupaya untuk menyalurkan KUR hingga 130% dari target,” ungkap Andy kepada JIBI, Senin (4/12/2017).
Menurut dia, kondisi perekonomian yang dinilai banyak pihak sedang lesu tidak berpengaruh terhadap penyaluran KUR. Bahkan hingga saat ini, kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) cukup terjaga dan hampir 0%. Hal ini karena penyaluran KUR dilakukan secara selektif meski diberikan ke nasabah yang belum bankable tapi memiliki usaha yang feasible.
“KUR merupakan program pemerintah tapi kualitas kredit juga tetap menjadi prioritas sehingga NPL bisa ditekan hampir 0%,” kata dia.
Kebanyakan KUR tersebut disalurkan untuk usaha perdagangan, jasa, dan industri kecil. Namun terkait rencana pengurangan suku bunga menjadi 7% di tahun depan, dia mengaku belum ada informasi lebih lanjut.
Pemimpin Cabang BRI Slamet Riyadi, Susanto, menyampaikan peminat KUR sangat tinggi. Dia mengatakan kuota penyaluran telah habis disalurkan pada akhir November lalu.
Dia mengungkapkan hingga November sudah ada Rp196 miliar dana yang disalurkan untuk KUR mikro yang disalurkan melalui 22 outlet dan 13 Teras BRI dengan 50 mantri KUR. Kebanyakan penyaluran kredit ini untuk sektor perdagangan dengan rata-rata penyaluran di angka Rp100 juta-Rp300 juta.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Iskandar Simorangkir, menyampaikan hingga Oktober, KUR yang sudah disalurkan sebanyak 67% dari Rp106,6 triliun atau Rp71,42 triliun. Tahun depan, target KUR akan dinaikkan menjadi Rp120 triliun yang disalurkan melalui 35 bank.
“Mulai Januari tahun depan, suku bunga KUR dari 9% menjadi 7%. Grace period akan diatur, seperti petani yang bisa panen empat bulan sekali jadi bayar setelah panen. Penyaluran tidak dibatasi hanya untuk sektor produktif tapi minimal 50% KUR yang disalurkan untuk pertanian,perikanan, industri, dan sektor jasa produktif,” jelasnya.
Selain itu, penyaluran juga tidak dibatasi maksimal akumulasi penyaluran KUR mikro senilai Rp100 juta. Ke depan, pengajuan kredit bisa dilakukan untuk Rp25 juta setiap siklus produksi dan bisa diperpanjang untuk membantu masyarakat. Penyaluran KUR ini pun tetap tidak menggunakan agunan.