Bisnis.com, BANTUL—Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta memperkirakan perputaran uang pedagang pasar tradisional di daerah ini mandek sekitar Rp1,3 miliar karena dampak cuaca ekstrim beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Perdagangan Bantul Subiyanto Hadi di Bantul, Selasa (4/12/2017), mengatakan, hujan deras disertai angin kencang karena dampak badai siklon tropis cempaka pada 28 November lalu mengakibatkan 13 pasar setempat terendam banjir.
"Kalau untuk kerugian fisik tidak terlalu besar, justru yang besar itu peredaran uang di pasar mandek sekitar Rp1,3 miliar, itu karena selama dua hari aktivitas pasar lumpuh, karena pasar kebanjiran," katanya.
Menurut dia, perkiraan peredaran uang yang mandek sekitar Rp1,3 miliar itu dihitung jika diasumsikan perputaran uang di pasar per hari rata-rata Rp50 juta, sehingga selama dua hari yaitu Rp100 juta dikalikan 13 pasar ketemu Rp1,3 miliar.
"Artinya uang yang tidak beredar sebesar itu, memang uang itu tidak hilang, akan tetapi dia (pedagang) rugi karena tidak mendapatkan penghasilan akibat tidak jualan di pasar selama dua hari itu," katanya.
Subiyanta mengatakan, belasan pasar di Bantul mengalami kebanjiran saat itu karena selain ada di daerah rendah, juga hujan dengan intensitas tinggi itu berakibat talang saluran air atas bocor, sehingga air masuk.
"Karena kebanjiran itu praktis banyak pedagang tidak bisa jualan, meskipun jualan pembelinya tidak ada. Itu cuma dua hari saja pas kejadian dan hari kedua, hari ketiga sudah mulai surut dan pedagang mulai jualan," katanya.
Ia juga mengatakan, karena peristiwa akibat cuaca ekstrim itu juga mengakibatkan sejumlah sarana fisik pasar rusak diantaranya mushola tertimpa pohon tumbang, kemudian dua los di pasar wilayah Pundong rusak tertimpa pohon tumbang.