Bisnis.com, PATI — Perum Bulog Subdivre II Pati, Jawa Tengah, hingga pekan keempat Desember 2017 menyerap beras petani melalui mitra kerjanya sebanyak 76.000 ton atau 74,51 persen.
"Target penyerapan beras selama 2017 sebanyak 102.000 ton beras," kata Kepala Perum Bulog Subdivre II Pati Muhammad Taufiq melalui Kasi Pengadaan Suroso di Pati, Selasa (26/12/2017).
Suroso mengakui tidak mudah merealisasikan target penyerapan beras selama setahun ini karena terkendala cuaca dan harga jual komoditas tersebut di pasaran yang relatif cukup tinggi.
Ia mencontohkan harga jual gabah kering panen pada bulan Desember 2017 mencapai Rp5.500,00 per kilogram, sedangkan harga pembelian Bulog hanya Rp3.700,00/kg.
Demikian halnya komoditas beras, kata dia, di pasaran harga jualnya berkisar Rp9.500,00 hingga Rp10 ribu/kg, sedangkan harga patokan pembelian dari Bulog hanya Rp8.000,00/kg.
Kondisi tersebut, menurut dia, membuat mitra Bulog tidak mampu menyerap gabah maupun beras di pasaran karena harga jualnya yang cukup tinggi.
Meskipun demikian, stok beras yang dimiliki oleh Perum Bulog Pati hingga kini cukup aman.
"Stok beras yang tersimpan di gudang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat selama 5 bulan," ujarnya.
Berdasarkan data dari Perum Bulog Pati, jumlah beras yang tersimpan di gudang per tanggal 15 Desember 2017 tercatat sebanyak 27.335.167 kg sehingga aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama 5 bulan.
Beras sebanyak 27.335.167 kg tersebut tersimpan di sejumlah gudang milik Bulog yang tersebar di lima kabupaten, yakni Kabupaten Pati, Kudus, Jepara, Rembang, dan Blora.
Untuk target penyerapan beras selama 2017, kata dia, lebih tinggi daripada target pada tahun 2016 sebanyak 80.000 ton.
Adapun realisasi penyerapannya pada tahun 2016 mencapai 116.000 ton atau 145 persen dari target.