Bisnis.com, SEMARANG - Seminggu jelang pendaftaran calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Partai Golkar belum mengambil sikap jelas. Menurut Ketua Harian DPD Partai Golkar Jateng, Iqbal Wibisono, saat ini ada tiga opsi yang menjadi pertimbangan.
Pertama, ikut bergabung dalam poros PDIP. "Kalau ini yang terjadi tentu kami hanya menjadi follower karena PDIP sudah memiliki cukup kursi," jelasnya, Selasa (2/1/2018).
Opsi kedua bergabung dengan Partai Gerindra, PKS, dan PAN dengan peluang menyorongkan wakil gubernur. Sementara opsi terakhir adalah membuat poros baru Golkar-Partai Demokrat-PPP.
Iqbal mengungkapkan poros baru Golkar-Demokrat-PPP bisa menjadi opsi yang paling menarik. Namun, dia ingin calon yang diusung adalah figur yang benar-benar kuat dan memiliki potensi kemenangan tinggi.
"Ya kalau mengusung, harus punya spirit menang. Kalau hanya calon-calonan buat apa? Itu malah menguntungkan pihak lain. Ini Pilgub 2018 bukan ajang main-main. Calon yang diusung harus bisa menang melawan calon dari PDIP dan Sudirman Said," tegasnya.
Dikatakan, sampai saat ini DPD Partai Golkar masih menyorongkan nama Arianti Dewi. Namun Partai Golkar, lanjutnya, tidak akan memaksakan nama calon karena keputusan koalisi menjadi yang terpenting.
Menurut Iqbal waktu seminggu sebelum pendaftaran bakal calon ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng pada 8-10 Januari 2018, masih cukup untuk merancang serta memasang strategi. "Cukup, satu minggu cukup. Kita matangkan dulu sikap partai, termasuk rencana koalisi Demokrat dan PPP. Setelah ada calon kita semua siap bergerak," paparnya.
Pemilihan Gubenur Jateng 2018 saat ini masih sepi calon. Baru Gerindra-PAN-PKS yang memunculkan nama calon gubernur, yakni Sudirman Said. Sementara PDIP, merencanakan pengumuman calon yang akan diusung pada 4 Januari 2018.