Bisnis.com, BOYOLALI—Pemerintah Kabupaten Boyolali menerima kucuran dana desa pada 2018 dari pemerintah pusat senilai Rp192,8 miliar.
"Dana desa sebanyak itu, pada tahun ini, memang mengalami penurunan sekitar Rp15 miliar, dibanding tahun sebelumnya Rp207,8 miliar untuk 261 desa," kata Kepala Dinas Pemberdayaan dan Desa (Dispermasdes) Boyolalii, Purwanto di Boyolali, Rabu (3/1/2018).
Namun, pihak desa masuk kategori tertinggal dan sangat tertinggal tidak perlu khawatir karena mereka dipastikan tidak akan ada pengurangan jatah.
Untuk perhitungan pembagiannya dihitung jumlah penduduk, penduduk miskin, luas wilayah, letak geografis dan lain sebagainya. Hal itu menjadikan desa yang masih tertinggal ada kemungkinan dana bisa naik.
Namun, kata dia, untuk desa maju dan berkembang, diperkirakan akan mengalami pengurangan.
Kendati demikian, kata dia, adanya pengurangan dana desa tersebut tidak berpengaruh pada program pembangunan desa di Boyolali. Setiap desa akan mendapatkan kucuran dana antara Rp800 juta hingga Rp1 miliar lebih untuk mendukung program pembangunan.
Namun, desa yang dikurangi jatahnya mungkin dapat dibantu dengan sumber lain yang sah.
Menurut dia, dari 261 desa di Boyolali, ada 32 desa masuk dalam kategori desa maju, sedangkan 156 desa masuk kategori desa berkembang dan 66 desa tertinggal. Desa dalam kategori sangat tertinggal hanya ada lima.
"Boyolali ada dua desa yang masih proses pengkategorian. Dua desa itu, bisa masuk kategori berkembang atau tertinggal," katanya.
Kendati demikian, pihaknya berharap desa tertinggal dan sangat tertinggal untuk terus berinovasi dalam pembangunan desa dan berupaya menyejahterakan masyarakat.