Bisnis.com, JAKARTA—Sektor gaya hidup dan pariwisata akan menjadi magnet investasi asing di Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong menyampaikan Presiden Jokowi telah membaca bahwa saat ini dunia sedang memasuki era lifestyle .
"Ini sangat dipengaruhi oleh jutaan orang di dunia yang naik kelas menjadi kelas menengah, sehingga mempengaruhi pola konsumsi dari belanja barangbarang menjadi belanja hiburan,” ujar Lembong dalam siaran pers kegiatan Regional Investment Forum (RIF) di Hotel Alana, Yogyakarta, Rabu (14/3/2018).
Menurut Lembong, belanja barang bermerek oleh kelas menengah kini digantikan dengan swafoto atau selfie dan swafoto bersama atau wefie, vlog dengan latar belakang obyek pariwisata atau pemandangan di tempat wisata.
Dengan demikian, dia meyakini hal ini menjadi peluang utama bagi dua sektor yang saling berkaitan ini.
"lifestyle yang menyangkut kuliner, fashion, hiburan serta sektor pariwisata,” lanjutnya.
Fenomena ini dibuktikan deng an bagaimana tiap tahun performa industri pariwisata di Indonesia terus meningkat, yang pertumbuhannya sangat kontras bila dibandingkan kinerja industri berbasis komoditas seperti minyak, gas, batu bara, serta kelapa sawit yang terus merosot.
Berdasarkan data World Bank saat ini setidaknya 52 juta orang di Indonesia masuk dalam kelas menengah yang berkontribusi pada 43% dari total PDB Indonesia.
BKPM sendiri mencatat realisasi investasi di bidang industri pariwisata selama lima tahun terakhir (2013-2017) rata-rata tumbuh sebesar 20% per tahun, dan khusus pada tahun 2017 tercatat peningkatannya mencapai 31% mencapai angka US$1,7 miliar.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengakui pertumbuhan sektor pariwisata menunjukkan perkembangan yang menggembirakan karena meningkat pesat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.