Bisnis.com, JAKARTA—PT Phapros Tbk. akan melepas 40% saham perseroan melalui aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue yang disusul dengan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia.
Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami mengatakan perseroan akan melakukan penggalangan dana melalui rights issue secara bertahap pada akhir 2018 dan awal 2019. Total dana yang dibidik dari aksi korporasi tersebut mencapai Rp800 miliar.
Emmy—sapaan akrabnya—menjelaskan bahwa rights issue perdana akan dilaksanakan pada semester II/2018. Targetnya, perseroan dapat meraih Rp500 miliar melalui aksi tersebut.
Rights issue kedua, sambungnya, akan dieksekusi pada awal 2019. Aksi korporasi tersebut juga bertepatan dengan pencatatan saham perdana atau listing di papan perdagangan saham BEI.
“Setelah nanti selesai rights issue pertama kami akan listing menggunakan buku Desember 2018,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (15/3/2018).
Dia mengungkapkan anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) ini tengah melakukan beauty contest untuk menunjuk penjamin pelaksana emisi efek atau underwriter. Selanjutnya, Phapros akan meminta izin dari para pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) pada April 2018.
Sebagai catatan, Phapros memang telah menyandang status sebagai perseroan terbuka tetapi saham perseroan tidak diperdagangkan di BEI. Sebagai perseroan Tbk., Phapros dapat langsung mencatatkan saham di BEI tanpa menggelar initial public offering (IPO).
Di sisi lain, Emmy mengatakan tahun ini perseroan menganggarkan belanja modal Rp500 miliar. Dana tersebut akan digunakan Phapros untuk memacu pertumbuhan organik dan anorganik.
Untuk pertumbuhan organik, paparnya, perseroan akan melakukan investasi bertahap di sektor farmasi. Salah satunya yakni dengan meningkatkan kapasitas produksi.
Selanjutnya, Phapros juga telah mencanangkan sejumlah rencana ekspansi anorganik berupa akuisisi dua perusahaan yang bergerak di bidang farmasi, makanan, atau minuman pada 2018. Sumber pendanaan akuisisi tersebut sebagian berasal dari alokasi belanja modal serta hasil dari rights issue.
Selain rights issue, dia menyebut perseroan belum berencana menggalang pendanaan di pasar modal melalui instrumen lain. Pasalnya, perseroan telah menerbitkan medium term notes (MTN) pada 2017 senilai Rp200 miliar dengan tingkat kupon tetap sebesar 9,5% per tahun.