Bisnis.com, SEMARANG—Sejumlah konsumen Pertamina yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite mengaku mendapatkan beberapa manfaat yang menguntungkan, di antaranya membuat pengeluaran lebih hemat.
“Semenjak saya menggunakan BBM pertalite, mesin kendaraan bermotor saya menjadi awet dan karburatornya juga lebih bersih dari sebelumnya,” kata Suyanto (58), warga Krajan Randusari Semarang saat ditemui di SPBU Jln. dr. Cipto pada Jumat (16/3/2018) lalu.
Suyanto yang berboncengan dengan istrinya ini mengaku rutin menggunakan pertalite sejak setahun terakhir. Dengan Pertalite, sepeda motor keluaran tahun 2002 yang dikendarainya makin ringan.
“Pakai Pertalite membuat motor tua saya ini makin ‘enteng’ tarikannya,” jelas Suyanto, yang setiap hari mengisi pertalite kendaraannya untuk aktivitas antar jemput istri dan cucunya.
Hal senada juga diakui oleh Hendrikus, salah seorang warga Jln. Hiri 3 Semarang yang berprofesi sebagai pengemudi taksi online, mengaku senang menggunakan pertalite.
Menurutnya, awalnya dia memang memakai premium. Namun, saat pakai premium mesin mobilnya “nglitik”, setelah beralih ke pertalite mesin mobilnya tidak “nglitik” lagi dan bensinnya lebih awet.
Dia menambahkan yang paling dirasakan manfaatnya, bahwa pertalite membuat mesin menjadi lebih awet, halus, dan bertenaga. Selain itu, dengan selisih harga yang hanya sedikit dibandingkan dengan premium, ternyata pertalite jauh lebih irit.
Di tempat terpisah, Unit Manager Communication and CSR PT Pertamina (Persero) MOR IV Jateng & DIY Andar Titi Lestari menyatakan penyaluran atau penjualan BBM jenis pertalite (nonsubsidi) hanya dalam rangka memenuhi permintaan pasar.
“Saat ini, permintaan BBM nonpremium jauh lebih tinggi, sehingga kami mengikuti permintaan konsumen saja dalam penyaluran atau pendistribusian pertalite dan BBM lainnya,” katanya.
Sebagai informasi, saat ini pertalite merupakan jenis BBM yang mendominasi pasar di wilayah Jateng dan DIY dengan pangsa pasar (market share) sebesar 68,7%, kemudian diikuti oleh produk pertamax series 22,2%, sedangkan produk premium saat ini hanya memiliki 8,6% dari total seluruh pangsa pasar di wilayah ini.