Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI KREATIF Hadirkan De Tjolomadu Rasa Baru

Perubahan kondisi fisik bangunan eks Pabrik Gula (PG) Colomadu yang sekarang diproklamirkan menjadi De Tjolomadoe membuat banyak warga pangling.
Sejumlah pengunjung melihat-lihat bangunan eks PG Colomadu./Bisnis-Iskandar
Sejumlah pengunjung melihat-lihat bangunan eks PG Colomadu./Bisnis-Iskandar

Bisnis.com, KARANGANYAR—Perubahan kondisi fisik bangunan eks Pabrik Gula (PG) Colomadu yang sekarang diproklamirkan menjadi De Tjolomadoe membuat banyak warga pangling.

Setelah pagar seng penutup bagian depan areal eks PG Colomadu dibuka seusai revitalisasi, selain pandangan dinilai menjadi sumeblak juga terlihat perubahan fisik 180 derajat menjadi lebih indah dan bersih.

Salah seorang warga Jakarta Timur asal Malangjiwan, Yanto, 64, mengaku tak mengira eks PG yang telah lama terbengkalai dan tak terawat, sekarang menjadi tempat yang dinilai artistik dan bersih sehingga menyenangkan.

“Saya tidak pernah membayangkan bekas PG Colomadu bisa disulap menjadi bangunan bagus seperti sekarang ini. Kalau melihat bangunan ini [De Tjolomadoe], saya sekarang ini seperti bukan di Colomadu. Karena saya tidak pernah membayangkan ada gedung semegah seperti sekarang ini di Desa Malangjiwan, Colomadu,” ujar dia ketika ditemui di sela-sela menikmati pentas musik di pelataran parkir timur De Tjolomadoe, Kamis (29/3/2018) malam.

Pensiunan tukang bangunan ini mengatakan pandangannya tentang perubahan kemolekan bangunan fisik eks PG Colomadu menjadi De Tjolomadoe begitu drastis. Apalagi dia yang sudah puluhan tahun bermukim di Jakarta ini lama tak melihat bangunan eks PG Coloamadu.

Dia mengaku sangat tertarik terhadap De Tjolomadoe. Sebab dia yang pada masa kecilnya sering bermain di PG Colomadu saat pabrik gula ini masih aktif beroperasi, mengaku mempunyai kenangan tak terlupakan.

“Dulu eks PG Colomadu ini memang sudah menjadi pusat keramaian warga sekitar. Sebab kalau mau giling [mesin beroperasi menggiling tebu] pasti ada cengbengan dulu. Itu ramai sekali karena banyak orang berjualan dan pertunjukan hiburan, sementara waktu itu belum banyak tempat ramai seperti sekarang. Sebab penduduk Colomadu masih sedikit karena di sekitar pabrik masih banyak sawah, belum jadi perumahan seperti sekarang ini,” kata dia.

Dia berharap keberadaan De Tjolomadoe bisa memberi manfaat bagi warga sekitar khususnya dan warga berbagai daerah pada umumnya. Jika keberadaan De Tjolomadoe bisa langgeng dia memperkirakan akan mampu mendinamiskan perekonomian masyarakat sekitar.

Untuk itu pengelola De Tjolomadoe bisa bekerja sama dengan berbagai pihak sehingga kegiatan di De Tjolomadoe bisa hidup. Sebagai penunjang, kata dia, pedagang kaki lima (PKL) di sekitar De Tjolomadoe juga harus mendukung.

Di antaranya dengan pelayanan yang baik dan tidak mematok harga terlalu tinggi, sehingga konsumen tidak kapok membeli. “Sekarang ini harga masih normal. Saya kemarin membeli pecel lele dan teh manis ditarik Rp13.000,” ujar Yanto.

Sementara itu salah seorang warga Blulukan, Colomadu, Endang, 46, juga mengaku gembira dengan revitalisasi eks PG Colomadu ini. Dia yang datang ke De Tjolomadoe bersama suami mengaku penasaran dengan dibukanya pagar seng penutup bagian depan PG Colomadu saat direvitalisasi.

“Ternyata sekarang bagus banget. Tetapi kalau mengadakan pertunjukan mbok tiketnya jangan mahal-mahal seperti ketika konser David Foster itu. Cari hiburan lain yang tiketnya tidak begitu mahal agar kami dan masyarakat Colomadu pada umumnya kuat membeli tiket,” ujar dia.

Menurut dia keberadaan De Tjolomadoe yang megah di Colomadu bukan hanya membanggakan warga Colomadu tapi juga warga Karanganyar pada umumnya.

Salah seorang warga Klodran, Colomadu, Awang, 50, juga menyambut baik revitalisasi eks PG Colomadu. “Sekarang Colomadu benar-benar menjadi destinasi wisata unggulan Karanganyar. Tentu ini disambut baik teman-teman PKL. Harapan saya mereka juga berbenah agar lebih baik dan menarik. Saya berharap mereka juga mencantumkan menu dan tabel harga sehingga orang yang akan membeli bisa mengukur kemampuan keuangannya,” ujar dia.

Secara terpisah salah seorang yang buka warung makan di dekat De Tjolomadoe juga menyambut baik revitalisasi PG Colomadu. Dia berharap keberadaan De Tjolomadoe mampu menggeliatkan perekonomian, terutama warga sekitar.

“Selama beberapa hari ada keramaian ini pendapatan warung saya ada kenaikan. Sebelum ada keramaian pendapatan sehari kira-kira Rp1,5 juta sampai Rp2,5 juta. Ketika ada keramaian ini pendapatan saya berkisar antara Rp2,5 juta sampai Rp2,8 juta,” ungkap dia.

Namun selanjutnya dia mengaku tak bisa memrediksi apakah pendapatan akan meningkat atau tidak. Sebab kalau De Tjolomadoe tidak ada pentas atau keramaian, pengunjung diperkirakan juga hanya sedikit sehingga besar kemungkinan berpengaruh dengan pendapatan.

Pada bagian lain warga yang datang di De Tjolomadoe terdiri atas berbagai lapisan strata dan umur. Sejumlah keluarga juga tampak menikmati kemegahan bangunan eks pabrik gula yang direvitalisasi itu.

Karena itu tak sedikit mereka yang datang memanfaatkan momen itu untuk berselfi di beberapa tempat. Selain itu hiburan musik gratis yang pentas di parkir timur De Tjolomadoe juga banyak diserbu warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Iskandar/JIBI
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Solopos

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper