Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disnakertrans Jateng Wajibkan Tenaga Kerja Asing Kuasai Bahasa Indonesia

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah (Jateng) tak akan memperpanjang masa Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) bagi tenaga kerja asing (TKA) yang tak menguasai Bahasa Indonesia. Hal ini menjadi salah satu syarat utama bekerja sebagai TKA.
Tenaga kerja ilegal asal China diperiksa di Kantor Imigrasi Cilegon, Banten, Rabu (3/8).Antara-Asep Fathulrahman
Tenaga kerja ilegal asal China diperiksa di Kantor Imigrasi Cilegon, Banten, Rabu (3/8).Antara-Asep Fathulrahman

Bisnis.com, SEMARANG -- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah (Jateng) tak akan memperpanjang masa Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) bagi tenaga kerja asing (TKA) yang tak menguasai Bahasa Indonesia. Hal ini menjadi salah satu syarat utama bekerja sebagai TKA.

Kepala Disnakertrans Jateng Wika Bintang menjelaskan upaya ini dilakukan untuk mengontrol dan memastikan TKA terkait telah memenuhi persyaratan kualifikasi sebagai pekerja asing secara administrasi.

“Aturan itu, setiap TKA diwajibkan melampirkan sertifikat Bahasa Indonesia saat mengurus IMTA baru maupun perpanjangan. Jika gagal, maka IMTA tak akan diperpanjang di tahun berikutnya,” ujarnya, Jumat (4/5/2018).

Kewajiban penggunaan Bahasa Indonesia bagi TKA di Jateng, menurut Wika, telah disosialisaisikan dan diterapkan pada 2016. Langkah ini juga sebagai upaya mengontrol jumlah TKA yang terus bertambah seiring meningkatnya nilai investasi di provinsi.

Dirinya menambahkan untuk pengawasan TKA, Disnakertrans Jateng telah membentuk Satgas Pengawasan orang asing yang bekerja sama dengan Polda dan Kantor Imigrasi.

“Jika ada yang melanggar aturan, ya dideportasi. Tetapi, yang melakukan adalah Imigrasi,” tutur Wika.

Berdasarkan data Disnakertrans Jateng, jumlah TKA yang bekerja di provinsi itu pada 2017 mencapai 2.119 orang. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan 2016 yang sebanyak 1.986 orang.

Jumlah negara asal TKA juga bertambah dari sebelumnya 50 negara menjadi 53 negara. Jumlah terbanyak adalah China dengan 381 orang, Korea Selatan dengan 207 orang, Jepang 105 orang, Taiwan 93 orang, dan India 87 orang. Mereka tersebar di 33 kabupaten/kota se-Jateng.

Sementara itu, Anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Wiendarto menegaskan setiap TKA wajib menguasai Bahasa Indonesia. Jika benar-benar diterapkan dan diuji kemampuannya, maka syarat ini menjadi penyaring atau filter efektif masuknya TKA ke Tanah Air.

“Kemampuan berbahasa Indonesia harus diwajibkan karena mempermudah transfer teknologi pada tenaga kerja asli Indonesia,” ungkapnya.

Selain itu, kewajiban TKA menggunakan Bahasa Indonesia disebut sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bahasa dan Lambang Negara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler